Jakarta (ANTARA News) - Target penerimaan cukai pada tahun 2008 meningkat senilai Rp2 triliun dari target 2007 senilai Rp42 triliun menjadi Rp44 triliun. "Target penerimaan cukai tahun 2007 sebesar Rp42 triliun, tahun depan naik jadi Rp44 triliun," kata Dirjen Bea dan Cukai (DJBC) Departemen Keuangan, Anwar Suprijadi, di Kantor Pusat DJBC Jakarta, Kamis. Menurut Anwar, untuk realisasi penerimaan cukai tahun 2007, ada perkembangan yang menggembirakan di mana pencapaiannya sudah mencapai 78 persen padahal seharusnya cukup 75 persen saja. Target penerimaan cukai dari waktu ke waktu menunjukkan adanya peningkatan, namun Anwar menyatakan optimis dapat mencapai target tersebut. "Dulu kan targetnya hanya Rp37 triliun sekarang jadi Rp42 triliun berarti naik cukup besar. Tahun depan (2008) naik jadi Rp44 triliun," katanya. Menurut dia, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai target itu antara lain dengan melakukan penertiban terhadap pita-pita cukai palsu atau yang tidak membayar cukai. "Kita juga akan menata ulang klasifikasinya karena banyak yang bermain di kelas-kelas tertentu yang lebih murah pembayaran cukainya," katanya. Mengenai operasi penertiban terhadap pita cukai rokok palsu atau yang tidak membayar cukai, Anwar mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan operasi dan menemukan adanya penyimpangan. "Sudah beberapa kali kita lakukan, termasuk terakhir di Semarang. Ini jaringannya cukup luas sampai Jawa Timur, tapi kita bersama Polri lakukan operasi, akan kita tuntaskan masalah ini," katanya. Ia menyebutkan, daerah yang rawan terjadi penyimpangan pita cukai rokok berada di pantura Jawa dari Jepara, Kudus, sampai Tegal, kemudian Malang dan sekitarnya. Sementara lokasi yang rawan penjualan rokok dengan pita cukai palsu atau tidak berpita cukai di luar Jawa berada di Sulsel dan Sumsel. "Terhadap rokok dengan pita cukai palsu atau tidak membayar cukai, kita akan melakukan operasi dari tingkat distributor hingga pedagang eceran," katanya. Ketika ditanya apakah ada perusahaan rokok besar yang menggunakan pita cukai palsu, Anwar mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan. "Selama ini belum ada, yang kita temukan mereka dikerjai oleh pesaingnya yaitu satu slove dibongkar kemudian dilekati pita cukai lain," katanya. Menurut Anwar, untuk mengantisipasi pemalsuan pita cukai, pihaknya meminta agar berbagai fitur di pita cukai diperkuat sehingga sulit dipalsukan. "Kita juga minta alat deteksi yang lebih baik untuk mengetahui itu palsu atau tidak," kata Anwar. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007