"Kami sudah mengirim atlet-atlet untuk lolos kualifikasi Olimpiade ke kejuaraan Thailand dan China pada Januari-Februari. Lalu, kami akan menggirimkan mereka dalam Kejuaraan Asia pada April. Kami juga memantau perkembangan hasil capaian mereka dalam setiap kejuaraan," kata Wakil Ketua PB PABBSI Djoko Pramono di Jakarta, Selasa.
Djoko mencontohkan atlet angkat besi putra andalan Indonesia Eko Yuli Irawan harus mengikuti setidaknya tiga kejuaraan lain meskipun telah meraih medali emas dalam Piala Dunia 2019 di Fuzhou, China pada Sabtu (23/2).
PB PABBSI telah mengajukan pelatnas SEA Games 2019 dan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 dengan jumlah total 20 atlet, yang terdiri dari atlet senior dan junior.
"Kami sudah mulai program pelatnas 2019 sejak 4 Januari. Saya masih mempelajari penggunaan anggaran itu," kata Djoko yang meminta kemudahan pengelolaan anggaran untuk 20 atlet dan tidak terbatas pada Rp11 miliar yang disepakati oleh Kemenpora.
Djoko berharap anggaran sebesar Rp11 miliar untuk pelatnas cabang angkat besi menuju SEA Games 2019 dan kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 dapat segera cair pada Jumat (1/3).
"Kami akan menyesuaikan honor untuk masing-masing atlet tapi tidak sampai keluar dari Standar Biaya Masukan Lainnya (SBML). Jika alokasi sampai Rp10 juta misalnya, kami hanya akan meminta Rp4 juta untuk honor. Tapi, jumlah itu untuk atlet-atlet junior," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga menyepakati anggaran pemusatan latihan nasional untuk cabang angkat besi, bulu tangkis, dan wushu menuju SEA Games 2019 dan kualifikasi Olimpiade 2020.
"Total dana untuk prestasi olahraga sebesar Rp500 miliar. Dana itu dibagi dua yaitu untuk cabang-cabang prestasi sekira Rp312 miliar dan untuk Komite Paralimpiade Nasional sebesar Rp150 miliar sebagai persiapan tim ASEAN Para Games," kata Menpora. ****3***
(T.I026
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019