Sampit, 25/2 (ANTARA News) - Masyarakat di kawasan Sungai Seranggas Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, meminta perangkap buaya tetap dipasang meski sudah dua ekor buaya besar berhasil ditangkap dalam sebulan terakhir.
"Masyarakat masih takut karena diperkirakan masih ada buaya di sungai itu. Bahkan perkiraan warga, ada lagi buaya yang lebih besar dari dua ekor yang sudah tertangkap itu," kata Camat Teluk Sampit Juliansyah di Sampit, Senin.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah memasang perangkap berupa kerangkeng besi dan alat pancing dengan umpan bebek untuk menangkap buaya. Tindakan itu dilakukan setelah seorang warga bernama Julhaidir (41) diterkam buaya hingga tangan kirinya putus saat mandi di Sungai Seranggas.
Pada Jumat (8/2) dini hari lalu, seekor buaya berukuran sekitar 3,5 meter berhasil ditangkap menggunakan perangkap besi yang dipasang di Sungai Serangas. Buaya itu kemudian dibawa ke Taman Wisata Bukit Tangkiling Palangka Raya.
Sementara pada Sabtu (23/2) sekitar pukul 21.00 WIB, seekor buaya berukuran 3,6 meter tersangkut pancing yang dipasang BKSDA. Namun pagi harinya buaya tersebut mati dan bangkainya dikubur di kompleks pemakaman di desa itu.
"Masyarakat memperkirakan masih banyak buaya berkeliaran di Sungai Seranggas yang merupakan anak Sungai Mentaya. Bahkan satu malam sebelumnya, sempat ada seekor buaya tersangkut pancing namun kemudian buaya itu berhasil melepaskan diri," katanya.
Masyarakat masih takut beraktivitas di sungai karena khawatir menjadi sasaran serangan buaya. Buaya diduga kelaparan sehingga mencari makan masuk ke perairan dekat permukiman warga.
Juliansyah mengakui, selama ini banyak laporan warga tentang kemunculan buaya di wilayah yang dipimpinnya. Selain di Sungai Seranggas, juga ada laporan kemunculan buaya di Sungai Lempuyang dan Parebok.
"Kami terus mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Masyarakat kami minta untuk tidak beraktivitas di sungai saat hari gelap karena sangat rawan menjadi sasaran serangan buaya," kata Juliansyah.
Disinggung soal bangkai buaya yang dikubur di Desa Lempuyang, Juliansyah mengatakan hal itu memang atas permintaan masyarakat setempat. Alasannya karena kejadian itu akan menjadi bagian sejarah desa itu, sekaligus sebagai pengingat kepada masyarakat untuk selalu waspada karena di sekitar mereka juga hidup satwa ganas.
"Kami meyakinkan tidak ada tujuan untuk mencari keuntungan dari kejadian itu. Dia yakin masyarakatnya juga tidak akan membongkar atau mencuri bangkai buaya yang sudah dikubur tersebut," ujarnya.
Baca juga: Perangkap buaya dipasang di Sungai Seranggas hingga pekan depan
Baca juga: Seekor buaya masuk perangkap di kotawaringin timur
Baca juga: BKSDA Kalteng pasang perangkap buaya pemangsa di Sungai Seranggas
Pewarta: Kasriadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019