Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir tahun 2007 mengalami kenaikan 1,2 juta kiloliter dibandingkan kuota APBN Perubahan 2007. Kepala BPH Migas Tubagus Haryono di Jakarta, Rabu malam, mengatakan konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan mencapai 37,3 juta atau meningkat dibandingkan kuota APBN Perubahan 2007 sebesar 36,1 juta kiloliter. "Namun, kami akan berupaya agar nilai subsidi sampai akhir tahun tidak melebihi angka APBN Perubahan 2007 sebesar Rp50,034 triliun," katanya. Upaya yang bisa dilakukan, menurut dia, program konversi minyak tanah ke liquified petroleum gas (LPG) dapat berjalan lebih baik selama tiga bulan terakhir ini. Selain itu, tambah Tubagus, pihaknya juga akan melakukan pengawasan distribusi melalui penindakan terhadap penyalahgunaan BBM bersubsidi. Sampai September 2007, BPH Migas mencatat, realisasi BBM bersubsidi mencapai 28.503.492 kiloliter yang terdiri dari premium 13.093.837 kiloliter, minyak tanah 7.399.368 kiloliter dan solar 8.010.287 kiloliter. Sedangkan, kuota BBM bersubsidi sesuai APBN Perubahan sebesar 36,1 juta kiloliter terdiri dari premium 16,6 juta kiloliter, minyak tanah 9,6 juta kiloliter, dan solar 9,9 juta kiloliter. Anggota Komite BPH Migas Adi Subagyo mengatakan, peningkatan konsumsi BM disebabkan dua hal. Pertama, konsumsi premium melebihi kuota yang ditetapkan. Ia mengatakan, dalam APBN Perubahan 2007, kuota premium ditetapkan 16,6 juta kiloliter. "Namun, kenyataannya kuota premium mengalami kenaikan cukup signifikan seiring peningkatan jumlah kendaraan khususnya roda dua yang lebih dari enam persen sesuai perkiraan sebelumnya," katanya. Penyebab kenaikan konsumsi lainnya, lanjut Adi, adalah program konversi minyak tanah ke elpiji yang tidak berjalan sesuai target. "Dulu kami prediksikan minyak tanah di daerah konversi bisa ditarik 100 persen, namun kenyataan tidak bisa," katanya. Namun demikian, menurut dia, konsumsi BBM bersubsidi tersebut tidak melebihi APBN 2007 yang ditetapkan 37,9 juta kiloliter. Kuota itu terdiri dari premium 17 juta kiloliter, minyak tanah 9,9 juta kiloliter, dan solar 11 juta kiloliter.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007