Phnom Penh (ANTARA News) - Para penggawa tim nasional Indonesia U-22 diminta oleh pelatih mereka untuk mewaspadai pola serangan switch play yang kerap diperlihatkan calon lawannya di partai final Piala AFF U-22, Thailand, dalam laga-laga sebelumnya.
"Pelatih bilang kalau Thailand mainnya switch play, saya melihat sendiri juga kalau Thailand bermain seperti itu. Jadi itu yang harus diantisipasi," kata gelandang Muhamad Rafi Syarahil selepas melakoni sesi latihan di Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja, Senin.
Switch play secara sederhana dapat diartikan sebagai pola serangan yang kerap memindahkan bola dari satu sisi ke sisi lainnya dalam waktu cepat untuk membongkar dan membuka celah pertahanan lawan.
Umpan lambung menyilang kerap menjadi tumpuan dalam memindahkan posisi bola ke sisi lapangan yang berlawananan dalam situasi menyerang.
Biasanya untuk mengantisipasi pola demikian, tim yang sedang bertahan harus bisa melakukan kawalan ke setiap sisi lapangan demi menutup jalur umpan silang lambung dan memaksa pemain lawan melakukan umpan-umpan pendek.
Baca juga: Awan Setho terus asah kemampuan bantu bangun serangan
Sementara itu, Rafi mengaku bahwa mulai derasnya dukungan kepada Timnas U-22 ketika ia dan rekan-rekannya berhasil mencapai partai final disikapinya bukan menjadi beban.
"Malah jadi motivasi semangat, suporter kan mendukung kita," kata pemain kelahiran 15 November 2000 itu.
"Jadi semakin suporter mendukung membuat kita semakin semangat untuk meraih juara," ujar pemain Barito Putera itu menambahkan.
Rafi juga memastikan ia berada dalam kondisi 100 persen, kendati di laga semifinal menghadapi Vietnam ia sempat mengalami masalah dengan lehernya ketika terjadi perebutan bola dengan lawan.
Ia mengaku siap jika dipercaya oleh Pelatih Timnas U-22 Indra Sjafri untuk turun di partai pamungkas Piala AFF U-22 melawan Thailand di Stadion Nasional, Selasa (26/2) malam.
Baca juga: Marinus sempat ditangani fisioterapis, Indra Sjafri: tidak ada masalah
Baca juga: Lampaui perkiraan, Andy Setyo sudah ikut latihan
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019