Cilacap (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo diberi sebatang bambu pethuk atau bambu yang pada satu batangnya ada ruas atau suku yang saling bertemu dan berhadapan yang disebutnya sakti saat kunjungannya ke Cilacap.

Presiden Joko Widodo sebelum menyampaikan sambutannya pada acara Penyaluran Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Tahun 2019 di Gedung Patra Graha Kabupaten Cilacap, Senin, tampak membawa sebuah bambu ke podium.

Ia kemudian menjelaskan kepada masyarakat yang sudah hadir di tempat itu yang ia tahu bertanya-tanya mengapa Presiden membawa sebatang bambu.

"Saya dicegat masyarakat kemudian saya buka pintu mobil, saya diberi ini. Namanya bambu pethuk, katanya yang pegang ini biasanya sakti. Pas yang pegang saya," kata Presiden Jokowi.

Jokowi mengatakan itu sambil tersenyum-senyum dan menunjukkan kepada hadirin bambu yang diterimanya dari seorang masyarakat di Cilacap.

Bambu berwarna kuning gading itu kemudian diletakkan di podium selama ia berpidato dan berdialog dengan perwakilan masyarakat yang ditunjuk.

Sebelumnya, ia meresmikan PLTU Cilacap di Karangkandri, Cilacap, kemudian menyempatkan mampir ke Pasar Pelem Gading Limbangan. 

Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan ke Gedung Patra Graha Cilacap.

Dalam perjalanan menuju ke lokasi acara Penyaluran Bantuan Sosial Program PKH dan BNPT itu, masyarakat Cilacap antusias berdiri di sisi jalan yang dilewati Presiden.

Di dalam perjalanan itulah, ia sesekali berhenti untuk berinteraksi dengan masyarakat, di sanalah bambu pethuk itu diterima Jokowi.

Bagi kalangan tertentu yang percaya, bambu pethuk dipercaya sebagai sarana spiritual.

Bambu pethuk juga banyak diburu kalangan pejabat bahkan banyak dari mereka yang percaya bambu tersebut akan membantu pemegangnya bisa memancarkan kewibawaan dan kharisma sehingga menarik simpati banyak orang agar mendukung sepenuhnya.

Baca juga: Presiden Jokowi resmikan pengoperasian PLTU Cilacap 660 MW
Baca juga: Jokowi mampir ke Pasar Limbangan Cilacap beli beras

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019