Jakarta (ANTARA News) - Pelawak sekarang sudah bukan lagi merupakan profesi alternatif, tetapi salah satu bidang pekerjaan utama, yang ditulis oleh anak-anak ketika diminta menuliskan cita-citanya. "Syukur Alhamdulilah, sekarang anak-anak kalau ditanya cita-citanya sudah ada yang bilang `Mau jadi pelawak`,", kata Eko Hendro Purnomo, personil grup lawak Patrio, dalam jumpa pers "Patrio 13 Tahun" di Jakarta, Rabu. Sebelumnya, Patrio merayakan HUT-nya yang ke-13 dengan mengundang 500 anak-anak yatim piatu dari berbagai panti asuhan di Jakarta untuk berbuka puasa bersama. Acara itu, yang juga dihadiri sejumlah artis, komedian, dan mantan pejabat termasuk Dessy Ratnasari, Ginanjar, Agum Gumelar dan Sutiyoso, diadakan sebagai ungkapan syukur PATRIO yang selama ini tetap bertahan sebagai kelompok pelawak, sejak terbentuk pada 10 Oktober 1994. Menjawab pertanyaan wartawan, Akri mengatakan, "Selama ini kita tampil dari hotel yang satu ke hotel yang lainnya. Nah, dalam kesempatan ini kita ingin berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim, biar mereka juga merasakan apa yang kita rasakan." Sukses Patrio yang beranggotakan Eko, Muhammad Akri Falaq dan Edy Supono alias Parto, boleh dibilang cukup besar. Kelompok ini antara lain meraih penghargaan Kontributor Rating Tertinggi dari stasiun televisi TPI, berkat program NgeLaba yang masih bertahan sejak diluncurkan pada 12 tahun lalu. Program tersebut juga membawa mereka untuk mendapatkan catatan rekor Muri dalam dua kategori, "Acara Komedi Terlama" dan "Pengisi Acara Komedi Terlama". Penghargaan lain yang pernah diraih adalah Panasonic Award dan Indonesia Best Brand Award 2004. Eko mengatakan, generasi mendatang akan dihadapkan pada tantangan mencari pekerjaan yang semakin sulit, dan dunia lawak bisa menjadi pilihan utama. "Komedian sekarang bukan lagi pekerjaan sampingan," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007