Tegal (ANTARA News) - Arus mudik yang melalui jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah memasuki H-3 atau Rabu (10/10) sempat tersendat terutama saat memasuki daerah perkotaan di sepanjang jalur tersebut.
Pantauan ANTARA News di sepanjang jalur pantura mulai dari Kabupaten Brebes hingga Pekalongan, arus mudik tersendat ketika memasuki Kota Tegal, Kabupaten Pekalongan, terutama di Wiradesa, dan Kota Pekalongan.
Di Kota Tegal, tersendatnya arus lalu lintas yang didominasi sepeda motor dan mobil pribadi akibat volume kendaraan yang melewati jalan mulai dari Perempatan Maya hingga keluar perbatasan kota dengan Kabupaten Tegal tinggi.
Tetapi, jarak lampu merah satu dengan yang lainnya sangat dekat sehingga kendaraan bermotor baru berjalan pelan, tiba-tiba lampu sudah merah.
Akibatnya, timbul antrean kendaraan cukup panjang sekitar 2 kilometer. Tetapi, secara umum arus kendaraan tetap lancar meskipun sempat tersendat di daerah lampu pengatur lalu lintas.
"Arus lalu lintas di sepanjang pantura ini lancar, hanya tersendat sedikit ketika memasuki daerah perkotaan," kata Iwan (40) pemudik asal Cinere Jakarta yang hendak pulang ke Purbalingga.
Ia mengataka, pihaknya memilih jalur pantura karena jaraknya lebih dekat dibandingkan lewat jalur selatan. Sampai ke kiri melalui Randudongkal kemudian menuju ke Belik (Pemalang)-Karangreja-Bobotsari-Purbalingga.
Di samping itu, kata dia, pihaknya harus singgah terlebih dahulu di tempat temannya di Pemalang karena ada sesuatu urusan.
Di Wiradesa Kabupaten dan Kota Pekalongan, tersendatnya arus lalu lintas karena adanya pasar atau pusat keramaian sehingga pengemudi terpaksa mengurangi kecepatan laju kendaraannya.
Pada H-3, arus kendaraan di pantura Jateng lebih didominasi sepeda motor dan diperkirakan satu menit sekitar 50-60 sepeda motor melintas di jalur ini, sedangkan mobil pribadi mencapai 40-50 unit.
Masih dijumpai satu sepeda motor dinaiki empat hingga lima orang, yaitu satu anak di depan, pengemudi, satu anak diapit antara pengemudi dan pembocengnya, sedangkan satu anak yang masih kecil dipangku ibunya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007