Sigi, Sulteng(ANTARA News) - Siswa-siswi SD dan SMP satu atap di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga masa transisi darurat diperpanjang, masih belajar di tenda-tenda darurat bantuan dari berbagai lembaga kemanusiaan, karena belum memiliki gedung sekolah permanen.
Seorang guru SD di Desa Tomado, Kecamatan Lindu, Merry, Minggu, membenarkan hingga kini rata-rata siswa di Dataran Lindu masih mengikuti proses belajar dan mengajar dalam tenda darurat.
Rata-rata gedung sekolah yang ada di sejumlah desa di wilayah itu, rusak dan sampai sekarang belum juga dibangun atau diperbaiki kembali.
"Entah sampai kapan siswa dan guru belajar dan mengajar di tenda," kata Merry.
Para guru maupun siswa di kecamatan tersebut sangat berharap kepada pihak pemerintah segera menyediakan sarana pendidikan secara memadai. Artinya sekolah rusak secepatnya dibangun lagi untuk kelancaran kegiatan pembelajaran.
Di Kecamatan Lindu, rata-rata sekolah hancur akibat diterjang gempa bumi berkekuatan 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018.
Selain sekolah, juga banyak rumah penduduk dan rumah ibadah di Dataran Lindu, wilayah yang berada di kawasan Taman nasional Lore Lindu rusak akibat gempa.
Dataran Lindu merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Sigi yang sampai sekarang ini belum dijangkau penerangan listrik PLN.
Kecamatan yang memiliki lima desa yakni Puo`o,Langko, Tomado, Anca dan Olu juga merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal dengan danaunya menyimpan banyak jenis ikan dan "surga" berbagai jenis burung elang Sulawesi.
Menuju wilayah tersebut harus melintasi dan menyusuri hutan yang dihuni berbagai satwa endemik termasuk babi rusa, monyet hitam, tarius dan anoa.
Baca juga: Siswa MTS Darussalam Sigi masih belajar di tenda
Baca juga: Siswa korban gempa masih belajar di tenda
Baca juga: Mendikbud sebut pendidikan di Lombok-Palu berjalan 100 persen
Pewarta: Anas Masa
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019