Pada musim penghujan ini kerap terjadi bencana seperti angin puting beliung, banjir dan longsor,Sukabumi (ANTARA News) - Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan wilayah Sukabumi masuk dalam kategori daerah yang berisiko bencana sedang, sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada akan terjadinya bencana.
"Kejadian bencana tidak bisa diprediksi kapan dan apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu dibutuhkan kesiapsiagaan dari tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan masyarakat dalam menghadapi setiap kejadian bencana," katanya di Sukabumi, Sabtu.
Menurut dia, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang terkait dengan kebencanaan dan masyarakat harus bekerja sama menanggulangi bencana. Sebab yang penting dari itu masyarakat harus mengetahui standar penyelamatan terlebih dahulu.
Sementara, Kepala BPBD Kota Sukabumi Asep Suhendrawan menambahkan pada 2019 sudah terjadi beberapa kali bencana seperti banjir dan tanah longsor, namun diharapkan dampak dari bencana tersebut dapat diminimalisasikan.
Pada tahun ini pihaknya memaksimalkan tiga langkah mitigasi risiko bencana, mulai pencegahan, saat terjadi bencana atau tanggap darurat dan pasca bencana.
Saat ini, Kota Sukabumi berada di posisi 25 di Jabar dalam indeks risiko bencana 2018 dengan kategori sedang.
Jumlah kejadian bencana setiap tahunnya berfluktuasi pada 2017 sebanyak 160 kasus dengan dana penanggulangan bencana yang dikeluarkan sekitar Rp2,76 miliar, sedangkan pada 2018 jumlah kejadian bencana menurun yakni menjadi 155 kasus, tetapi dana yang dikeluarkan meningkat dengan nominal kerugian sekitar Rp4,88 miliar.
"Pada musim penghujan ini kerap terjadi bencana seperti angin puting beliung, banjir dan longsor. Setiap kejadian tim kami langsung ke lokasi untuk meminimalisasikan dampaknya," katanya menambahkan.
Asep mengatakan belum lama ini juga terjadi bencana puting beliung di Kecamatan Lembursitu pada Jumat, (22/3) yang mengakibatkan atap baja ringan ruko di daerah tersebut rusak akibat tertiup angin. Namun pada bencana itu tidak ada korban jiwa sementara kerugiannya masih dalam perhitungan.
Baca juga: Akademisi: pemetaan daerah rawan longsor perlu lebih rinci
Baca juga: Presiden minta rencana pembangunan daerah pertimbangkan risiko kebencanaan
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019