Kediri (ANTARA News) - Menteri Sosial (Mensos), Bachtiar Chamsyah, menyatakan bahwa jasad pahlawan nasional Tan Malaka tidak perlu dipindah ke Taman Makam Pahlawan.
"Kalau makam Tan Malaka ditemukan, biarkan saja di tempat semula, nanti akan kami pugar, tanpa harus memindahkannya ke Taman Makam Pahlawan," katanya saat ditemui usai memantau perkembangan Gunung Kelud dari PPGA Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu.
Menurut dia, sampai saat ini tim khusus yang dibentuk Direktorat Kepahlawanan Departemen Sosial masih terus melakukan pencarian makam Tan Malaka.
"Sampai sekarang kami juga masih merencanakan bertemu dengan peneliti asal Belanda, Harry A. Poeze," katanya.
Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV, Harry A. Poeze, belum lama ini di Jakarta telah merilis hasil penelitiannya, bahwa pahlawan yang terlupakan itu tewas ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada 21 Februari 1949.
"Bahkan, tim kami juga melakukan penelitian di desa tempat ditemukannya makam Tan Malaka itu," kata Bachtiar Chamsyah.
Mengenai alasan mengapa makam Tan Malaka tidak perlu dipindah, Mensos mengemukakan, banyak pahlawan nasional yang makamnya terpencar di daerah.
"Makam Diponegoro saja sampai sekarang tetap di Makassar dan tidak ada rencana dipindahkan," katanya.
Namun demikian, dia tetap akan memperhatikan permintaan pihak keluarga atau pengikut Tan Malaka kalau memang menginginkan makam itu dipindahkan.
"Yang penting bagi kami, makam Tan Malaka harus ditemukan dulu. Urusan memindahkan makamnya itu biar nanti dibicarakan dengan pihak terkait," demikian Bachtiar Chamsyah. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007