Kediri (ANTARA News) - Menteri Sosial (Mensos), Bachtiar Chamsyah, bertanya kepada tim pemantau dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengenai waktu kapan kira-kira Gunung Kelud di Perbatasan Kediri-Blitar, Jawa Timur (Jatim), akan meletus.
"Kira-kira kapan Gunung Kelud akan meletus?" katanya saat meninjau Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu.
Pertanyaan itu kemudian dijawab Kepala Sub Bidang Pengawasan Gunung Api PVMBG, Agus Budianto, bahwa pihaknya hanya bisa mengolah data aktivitas gunung yang terakhir kali meletus pada 10 Februari 1990 itu.
"Kalau untuk memprediksi kapan kira-kira Gunung Kelud akan meletus, kami tidak bisa, Pak," katanya menjawab pertanyaan Mensos.
Ia menjelaskan, kendati status Gunung Kelud ditetapkan Siaga (Level III), namun hingga detik ini tidak ada gejala-gejala yang mengindikasikan gunung berketinggian 1.731 meter dari permukaan laut itu akan meletus dalam waktu dekat.
Mendengar jawaban itu, Bachtiar Chamsyah terlihat mengangguk-anggukan kepalanya sambil terus memantau beberapa peralatan pemantauan Gunung Kelud yang bekerja secara otomatis.
Hasil pemantauan PPGA antara pukul 06.00 hingga 12.00 WIB tercatat satu kali gempa tremor vulkanik dengan amplitudo 0,5 milimeter selama 40 detik, satu kali gempa Low Frequency 1,25 milimeter selama 80 detik, dan satu kali tektonik jauh lima milimeter selama 250 detik.
Selama enam jam tersebut temperatur danau kawah Gunung Kelud terpantau 37,2 derajat Celsius di kedalaman 15 meter, 36,2 derajat Celsius di kedalaman 10 meter, dan 35,7 derajat Celsius di permukaan.
Pada pukul 13.00 WIB, puncak Gunung Kelud kembali diguyur hujan deras. Dengan demikian, maka dalam sehari ini sudah dua kali terjadi hujan besar di puncak.
Agus Budianto mengemukakan, peningkatan suhu kawah bukan merupakan parameter utama peningkatan aktifitas vulkanik yang mengarah pada gejala letusan.
"Masih banyak parameter lainnya, termasuk terjadinya gempa tremor yang dahsyat. Dulu sebelum terjadi letusan 1990, gempa tremor pernah mencapai 30 milimeter," katanya.
Selain itu kandungan karbondioksida atau gas CO2 juga menunjukkan peningkatan. Oleh sebab itu, sampai sekarang status Gunung Kelud masih belum ditingkatkan, katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007