Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengingatkan warga penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) agar bijak menggunakan dana bantuan tersebut, apalagi tahap kedua PKH akan disalurkan pada April 2019
"Penggunakan PKH kalau bisa direm, untuk ditabung, kalau bisa nanti tahapan kedua April jangan banyak-banyak mengambilnya, berbondong-bondong ke ATM, perencanaan keuangan itu penting," kata Presiden Joko Widodo di Gedung Laga Tangkas, kompleks stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat pada Jumat.
Presiden menyampaikan hal itu dalam acara penyaluran bantuan sosial PKH dan BPNT yang dihadiri oleh 1.900 orang baik penerima PKH, BPNT maupun pendampingnya. Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Sosial Agus Gumiwang dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Alokasi anggaran PKH pada 2019 mencapai Rp34,4 triliun atau meningkat hampir dua kali lipat dari jumlah Rp19,2 triliun pada 2018.
Peningkatan ini diikuti dengan perubahan skema. Skema bantuan yang semula rata menjadi bervariasi dimana indeks bansos PKH 2019 disesuaikan dengan beban kebutuhan keluarga pada aspek kesehatan, pendidikan dan kesehateraan sosial.
Ada tujuh komponen yang ditetapkan pemerintah untuk mendapat dana tambahan. Rinciannya adalah ibu hamil mendapat Rp 2,4 juta, balita mendapat Rp2,4 juta, anak SD mendapat Rp900 ribu, anak SMP mendapat Rp1,5 juta, anak SMA mendapat Rp2 juta, lansia di atas 60 tahun mendapat Rp2,4 juta, penyandang disabilitas mendapat Rp2,4 juta dengan setiap keluarga dibatasi mendapatkan dana untuk maksimal empat komponen.
Jadwal penyaluran bansos PKH tahun 2019 juga berubah dari tadinya Februari, Mei Agustus dan November menjadi Januari, April, Juli dan Oktober.
"Tadi di depan ada yang mengambil ATM, saya tanya ambil berapa bu? Dijawab Rp100 ribu, ada lagi dateng, saya tanya, ambil berapa bu? Dijawab Rp50 ribu, saya bisik-bisik saldonya masih berapa? Dijawab habis Pak, tinggal Rp160 ribu, saya ambil Rp100 ribu tinggal Rp60 ribu," ungkap Presiden.
Presiden pun berharap masyarakat dapat menggunakan PKH tersebut secara bijak apalagi pencairan kedua PKH baru akan dilakukan pada awal April 2019.
"Jadi kira-kira masih sebulan lebih, yang paling penting sekali lagi, anggaran PKH sudah ada nanti dikirim untuk kepentingan ibu-ibu apa boleh untuk beli seragam sekolah? Buku sekolah? Tas sekolah? Bayar sekolah? Telur? Ikan? Boleh, tapi untuk anak kita, biar gizinya baik, biar sehat, biar pintar, kalau untuk beli rokok bapaknya?" tanya Presiden mencoba berdialog dengan warga.
Warga pun kompak menjawab tidak akan membelikan rokok dari uang PKH tersebut.
"Tahun kemarin yang kita bagi Rp19 triliun, tahun ini Rp34 triliun, 2 kali lipat, nanti kalau ada anggaran tambah lagi, mungkin PKH dan mungkin bantuan pangan non tunai kita tambahkan, tapi ibu-ibu penggunannya harus hati-hati betul. Kalau bisa ada peluang usaha bisa dikembangkan misalnya jualan kelontong, sembako di rumah, warung bakso, gorengan di rumah, akan berkembang," jelas Presiden.
Baca juga: Presiden cek harga beras di dua pasar
Baca juga: Presiden RI serahkan bantuan PKH untuk masyarakat Bogor
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019