Jakarta (ANTARA News) - Satelit Nusantara Satu, satelit pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS), telah meluncur pagi ini dari Cape Canaveral, Florida, AS.
Jika sudah beroperasi, satelit dari PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) itu bisa memberikan layanan internet broadband hingga tiga kali lipat dibandingkan satelit konvensional.
"Butuh sekitar dua pekan sampai satelit ini tiba di slot orbit yang ditentukan," kata Direktur Jaringan PSN Heru Dwikartono di kantor PSN, Jakarta, Jumat.
Satelit yang lepas landas menggunakan roket Falcon 9 dari Space-X ini meluncur menuju slot orbit 146 derajat Bujur Timur, tepat di atas Papua.
Setelah tiba di slot orbit yang telah ditentukan, bakal ada serangkaian tes yang dilakukan untuk memastikan satelit bekerja dengan baik.
"Kita pastikan performance di atas sama kayak waktu tes di bawah," ujar Heru, "Kalau sudah yakin, baru dioperasikan."
Menurut Heru, satelit baru bisa dioperasikan setidaknya tiga pekan setelah tiba di orbit.
Sebelum proses peluncuran, satelit sudah melalui serangkaian tes untuk memastikan bisa beroperasi setelah lepas landas.
Satelit yang diproduksi oleh Space System Loral ini dipersiapkan selama dua tahun, mulai dari menetapkan rancangan, pembelian komponen, perakitan hingga serangkaian tes untuk memastikan satelit bekerja dengan baik setelah diluncurkan.
Setelah mengorbit, Satelit Nusantara Satu akan digunakan untuk keperluan pemerintah menyebarkan Internet ke pelosok.
Sebanyak 60 persen layanan teknologi High Throughput Satellite (HTS) ini sudah disewa oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kerjasama antara PSN dan BAKTI berlangsung selama lima tahun, hingga satelit multifungsi yang disiapkan pemerintah yang ditargetkan rampung pada 2023.
Baca juga: Satelit Nusantara Satu awali upaya "swasembada broadband"
Baca juga: Satelit Nusantara diyakini tumbuhkan perekonomian daerah
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019