Jakarta (ANTARA News) - Southeast Asia Humanitarian Committee (Seahum) mendorong program-programnya agar fokus untuk kegiatan kemanusiaan terutama menyasar etnis Rohingya.
"Dukungan kepedulian terhadap kasus genosida seperti ini dirasa tidak merata seperti yang dilakukan negara Indonesia dan Malaysia untuk Rohingya. Saya minta agar semua dukungan sama rata dari negara lain di Asia," kata Presiden Seahum Imam Rulyawan kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Menurut Imam yang juga Direktur Utama Filantropi Dompet Dhuafa, bantuan untuk Rohingya melalui komite lembaga kemanusiaan Asia Tenggara Seahum harus terus diperluas karena aksi humanis tidak terbatas pada agama saja. Lebih dari itu, kegiatan sosial untuk Rohingya adalah tentang kemanusiaan.
Seahum merupakan jaringan organisasi kemanusiaan di Asia Tenggara. Jaringan tersebut bertujuan mengkolaborasikan kerja sama kegiatan kemanusiaan lintas negara seperti mitigasi, tanggap darurat dan pemulihan.
Dia mengatakan Seahum kembali mengadakan pertemuan pada 21-23 Februari di Yogyakarta diikuti lebih dari 50 delegasi berbagai negara. Pertemuan salah satunya mengangkat kembali isu kemanusiaan Rohingya ke kancah internasional yang mendapat perhatian serius dari banyak negara ASEAN.
Menurut dia, krisis kemanusiaan Rohingya terus menjadi perhatian dunia. Saat ini, penduduk Rohingya yang masih berada di Rakhine masih menjadi sasaran kebijakan diskriminatif, termasuk segregasi, pembatasan pergerakan dan tidak ada pengakuan hak mereka.
Hingga kini, lebih dari 244 ribu orang Rohingya terlantar di tenda pengungsi serta ratusan ribu lainnya mengungsi di penampungan di Bangladesh selatan.
Baca juga: Konferensi mengenai Rohingya dijadwalkan diadakan pekan depan di New York
Baca juga: AICHR sebut ASEAN belum berbagi tanggung jawab tangani isu Rohingya
Baca juga: Indonesia-Australia bahas dukungan pembangunan Rakhine State melalui AHA Centre
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019