Sawah seluas 40 hektare yang terancam kekeringan ini sudah ditanami padi sejak sebulan yang lalu, sehingga sangat membutuhkan air,
Lubukbasung (ANTARA News) - Puluhan hektare sawah warga di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terancam kekeringan setelah dua jaringan irigasi di Jorong Labuang, Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, tertimbun longsoran tanah akibat curah hujan tinggi yang melanda daerah tersebut.
Kepala Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Wahyu Bestari di Lubukbasung, Jumat, mengatakan, dua saluran irigasi tertimbun longsor itu berasal dari Kali Cendek dengan panjang 35 meter dan tinggi 50 meter serta Kali Pauh dengan panjang 50 meter dan tinggi 40 meter.
"Sawah seluas 40 hektare yang terancam kekeringan ini sudah ditanami padi sejak sebulan yang lalu, sehingga sangat membutuhkan air," katanya.
Untuk mengatasi ancaman kekeringan itu, BPBD setempat melakukan gotong royong dengan pemerintah nagari, pemerintah kecamatan dan masyarakat untuk membuat irigasi baru.
Namun dengan kondisi tanah di sekitar masih labil, maka irigasi yang dibuat kembali runtuh.
"Irigasi baru yang dibuat itu kembali runtuh akibat tanahnya masih labil," katanya.
Dengan kondisi tersebut, Dinas Pekerja Umun dan Tata Ruang setempat mengusulkan penanganan darurat dengan cara memasang pipa sepanjang irigasi yang runtuh.
Pemasangan irigasi tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat, sehingga air bisa mengalir lancar ke lahan sawah milik petani.
"Mudah-mudahan pemasangan pipa itu akan selesai pekan depan, agar petani tidak kesulitan mendapatkan air untuk sawah mereka," tambahnya.
Irigasi itu tertimbun tanah longsor akibat curah hujan terlalu tinggi melanda daerah itu semenjak Jumat (22/2) pagi.
Pemerintah setempat sedang melakukan pendataan kerugian akibat kejadian itu.
"Tim sedang berada di lokasi untuk melakukan pendataan," katanya.
Baca juga: Ratusan hektare persawahan Tapanuli Utara terdampak irigasi jebol
Baca juga: Presiden sebut sudah rehabilitasi irigasi primer seluas tiga juta hektare
Pewarta: Altas Maulana/Yusrizal
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019