Banyuwangi (ANTARA News) - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD mengemukakan lewat kegiatan Jelajah Kebangsaan yang digelar dari Banten hingga Banyuwangi, Jawa Timur, pihaknya juga ingin menyatakan bahwa Indonesia tidak akan bubar pada 2030, tapi justru pada 2045 akan terwujud Indonesia Emas.

Akan menjadi Indonesia Emas, kalau secara teknis pemerintahan berjalan dengan baik dan kekompakan masyarakat terjaga, ucapnya.

"Contohnya di Banyuwangi lebih dikenal masyarakat kita dan internasional, dan inilah kabupaten yang sukses selama dua periode di bawah pemerintahan Bupati Azwar Anas menunjukkan hasil yang bagus," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu dalam sambutannya pada kegiatan Jelajah Kebangsaan di halaman Stasiun Banyuwangi Baru, Kabupaten Banyuwangi, Jumat.

Oleh karena itu, Mahfud MD meminta masyarakat untuk terus optimistis karena Indonesia memiliki modal dasar kuat, antara lain dengan memiliki 17.504 pulau dan 16.100 di antaranya dihuni oleh manusia dan sisanya dalam bentuk koordinat yang sudah terdaftar di PBB.

Selain itu, katanya, Indonesia juga memiliki 1.360 suku dan 726 bahasa daerah dan alam kaya raya serta budaya masyarakat saling tolong-menolong, tidak individualistik.

"Sehingga pada 2045 akan menjadi Indonesia Emas. Syaratnya hanya satu, yakni memupuk dan menjaga kebersatuan, karena yang menjadi gangguan saat ini adalah masalah kebersatuan atau ikatan kebangsaan kita," ucapnya.

Dipilihnya Kabupaten Banyuwangi sebagai titik terakhir kegiatan Jelajah Kebangsaan, ia mengatakan karena kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu bisa menjadi contoh Indonesia masa depan yang bisa dikembangkan oleh kabupaten/kota lain.

Selain itu, katanya, di Banyuwangi sumber daya alam dimanfaatkan sedemikian rupa dan permasalahan-permasalahan masyarakat diselesaikan dengan baik, serta beberapa kegiatan mempersatukan masyarakat dan membiayai kegiatan tokoh lintas agama.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan bahwa dalam konteks kebangsaan, di Banyuwangi sebenarnya melakukan pertemuan rutin dengan tokoh lintas agama (FKUB), baik ada permasalahan maupun tidak ada permasalahan dan tempat pertemuan bergantian.

Bahkan, kata Anas, anggaran untuk kegiatan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) ditambah atau diperbasar. Jika di daerah lain kegiatan FKUB dianggarkan sekitar Rp150 juta, di Banyuwangi bisa mencapai Rp2,5 miliar.

"Anggaran kegiatan FKUB diperbesar, karena bagi kami pembangunan di daerah itu bukan hanya fisik, namun investasi merajut persaudaraan dan kebangsaan itu sangat penting," tutur Bupati Anas.

Kegiatan Jelajah Kebangsaan di titik terakhir Stasiun Banyuwangi Baru dihadiri sejumlah tokoh lintas agama kabupaten setempat.

Gerakan Suluh Kebangsaan melakukan kegiatan Jelajah Kebangsaan ini bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang tujuannya mengajak semua elemen masyarakat sadar berbangsa dan bernegara untuk menjaga keutuhan NKRI.

Kegiatan Jelajah Kebangsaan yang merupakan penyuluhan kebersatuan menggunakan kereta api ini berlangsung sejak 18 hingga 22 Februari 2019 dengan rute dari Stasiun Merak, Gambir, Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Jombang, Surabaya, dan terakhir di Banyuwangi.

Baca juga: KAI gelar Jelajah Kebangsaan di 9 stasiun
Baca juga: Menhub minta rakyat jaga nilai kebangsaan
Baca juga: Mahfud MD nilai pembuat hoaks "anaknya iblis"
Baca juga: Mahfud MD ajak masyarakat jaga persatuan indonesia

Pewarta: Masuki M Astro/Novi H
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019