Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Rabu pagi menguat hingga mendekati level Rp9.050 per dolar AS, karena pelaku kembali berspekulasi membeli rupiah, setelah ada indikasi bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunganya lagi. Nilai tukar rupiah menguat sebesar 26 poin menjadi Rp9.060/9.065 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.086/9,096 per dolar AS. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan rupiah berpeluang untuk menguat lagi, karena sentimen positif sangat mendukungnya. Apalagi ada perkiraan bahwa The Fed pada pertemuan nanti menunjukkan akan segera menurunkan tingkat bung Fedfund, ucapnya. Menurut dia, kenaikan rupiah juga didukung oleh melemahnya dolar AS terhadap euro, karena pelaku khawatir resesi akan terjadi di AS. Dolar AS terhadap euro turun menjadi 1,4120 dan terhadap yen menjadi 111, 24 katanya. Selain itu, lanjut dia, kenaikan itu juga didukung oleh membaiknya pasar saham regional, akibat menguatnya bursa Wall Street. "Kami optimis rupiah akan terus menguat hingga mencapai level Rp9.000 per dolar AS, akibat kuat faktor pendukungnya," katanya. Kostaman Thayib mengatakan laporan Bank Indonesia (BI) yang menyebutkan bahwa investasi asing di dalam negeri makin meningkat juga memicu pasar uang semakin aktif. Namun kenaikan rupiah itu juga harus dibatasi agar tidak terlalu mudah terkoreksi, sehingga setelah mencapai titik tertinggi, kemudian kembali merosot, ucapnya. Mengenai dolar AS, ia mengatakan, kemungkinan akan kembali melemah setelah sempat menguat, setelah keluarnya data tenaga kerja AS pada pekan lalu, apabila The Fed kembali menurunkan suku bunganya. Dolar AS terhadap yen turun namun aktivitas pasar tetap lesu menjelang pertemuan negara-negara industri maju (G7). (*)
Copyright © ANTARA 2007