Palu (ANTARA News) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah Irwan Lahace mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pemulihan sektor pendidikan akibat bencana gempa, tsunami dan likuifaksi di sejumlah wilayah di daerah itu mencapai Rp200 miliar.
Saat ini, kata dia, di Palu, Jumat, tim assessment sementara merampungkan data base bidang pendidikan terdampak bencana alam yang terjadi pada 28 September 2018 itu.
"Kita berharap segera bisa dirampungkan," katanya.
Ia mengatakan dana pemulihan pendidikan sebesar itu antara lain untuk membangun dan memperbaiki kembali berbagai sarana dan prasana yang rusak karena bencana alam.
Bencana gempa dengan magnitudo 7,4 SR yang disusul tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Parigi Moutong, menelan korban jiwa ribuan orang dan merusak banyak sekali sarana pendidikan.
Tercatat sebanyak 1.000 ruang kelas dan 339 unit bangunan sekolah tersebar di empat wilayah terdampak bencana di Sulteng itu mengalami kerusakan berat.
Selain itu, lanjut Irwan, ada sebanyak 50 guru meninggal dunia dan 30 guru lainnya hilang serta sekitar 200.000 siswa terdampak bencana alam itu.
Khusus sekolah-sekolah yang rusak total, sedang dan ringan sudah mulai dibangun dan diperbaiki kembali.
Hingga kini, katanya, masih ada siswa yang belajar di tenda-tenda darurat dan sekolah darurat yang disediakan menggunakan kerangka baja ringan dan juga konstruksi kayu tahan gempa.
Sementara Bupati Sigi Irwan Lapata mengatakan sekolah yang rusak di daerahnya akibat bencana alam ini sebanyak 114 unit tersebar di 13 kecamatan.
Pemkab Sigi dan sejumlah lembaga kemanusiaan saat ini sedang membangun dan memperbaiki kembali sekolah yang rusak agar proses belajar-mengajar bisa kembali normal.
Baca juga: Wapres sebut dana stimulan korban bencana Sulteng cair awal Februari
Baca juga: Gubernur Sulteng diminta revisi SK relokasi korban bencana
Pewarta: Anas Masa
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019