Magelang (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah meminta masyarakat di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten meningkatkan kewaspadaan.
"Selain itu, agar selalu memantau perkembangan Merapi melalui data BPPTKG. Hal ini seiring dengan status waspada atau level II Gunung Merapi," kata Kasi Rehabilitasi BPBD Provinsi Jawa Tengah I Ketut Artana di Magelang, Kamis.
Ia menyampaikan hal tersebut usai rapat koordinasi penanganan rehabilitasi pascabencana di Jawa Tengah Tahun 2019 di Hotel Atria Kota Magelang.
Ia mengatakan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan diri.
Hal itu penting dilakukan, jika ada peningkatan status dari waspada ke siaga sehingga masyarakat tidak kalang kabut.
"Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan diri, jadi jangan sampai kalau ada peningkatan status dari waspada ke siaga, masyarakat menjadi kalang kabut. Tapi saya yakin, masyarakat yang ada di Merapi, sudah tangguh menghadapi kemungkinan-kemungkinan Merapi erupsi seperti misalnya kejadian 2010," katanya.
Ia mengatakan masyarakat harus memantau perkembangan Merapi, melalui data BPPTKG.
Setelah itu, katanya, mereka bisa ambil langkah-langkah, kalau memang ada peningkatan status aktivitas vulkanik gunung tersebut.
"Misalnya dari waspada ke siaga, sudah mulai mengambil langkah-langkah, misalnya masyarakat harus tahu, siap-siap, kemas-kemas. dan sebagainya," katanya.
Selain itu, katanya, mulai saat ini masing-masing daerah telah mempersiapkan jalur-jalur evakuasi maupun tempat-tempat pengungsian, baik tempat evakuasi sementara maupun tempat evakuasi akhir.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto mengatakan untuk kawasan rawan bencana (KRB) III di 19 desa yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Srumbung, Dukun, dan Sawangan.
"KRB III di 19 desa, hasil pemutakhiran data terakhir kami 53.572 jiwa," katanya.*
Baca juga: BPPTKG nyatakan kondisi kubah lava Merapi stabil
Baca juga: Magelang siap tampung pengungsi jika Merapi erupsi
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019