Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengapresiasi program kampung perikanan digital yang dibangun oleh sejumlah perusahaan rintisan di Indramayu, Jawa Barat, yang dinilai selaras dengan Revolusi Industri 4.0.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis, Kamis, menyatakan, program kampung perikanan digital di Desa Krimun dan Puntang Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu, layak diapresiasi karena merupakan sebuah lompatan transformasi praktek budidaya ikan berbasis digital.

Slamet berharap kedepannya dapat terbentuk kampung-kampung digital baru dengan berbasis pada berbagai komoditas andalan daerah masing-masing.

Dengan demikian, pembudidaya benar-benar siap menghadapi revolusi industri 4.0 yang saat ini sedang hangat.

Melalui program itu masyarakat pembudidaya bisa memanfaatkan aplikasi digital untuk meningkatkan efisiensi usahanya sehingga pendapatan mereka meningkat.

Digitalisasi di perikanan budidaya akan membuat nilai jual yang lebih tinggi, mendapatkan kepastian pasar, sarana dan prasarana usaha yang lebih efisien, kemudahan akses teknologi produksi yang pada akhirnya membuat usaha budidaya makin efisien sehingga pendapatannya pun bisa meningkat.

"Investasi pun dapat dilakukan secara online, prosesnya makin efektif. Ini merupakan bukti positif dampak industri 4.0," ujarnya.

Slamet mengingatkan bahwa pembudidaya tinggal mengunduh aplikasinya di ponsel pintar miliknya, sehingga memudahkan mereka dalam mengatur waktu dan jumlah pemberian pakan ikan.

Selain itu, penggunaan "automatic feeder" ini di sistem budidaya air tawar tersebut juga dinilai akan membuat penggunaan pakan lebih efisien sehingga nilai kematian ikan juga dapat ditekan.

Ia pun meyakinkan bahwa komoditas lele saat ini semakin menjadi primadona, seiring dengan meningkatnya konsumsi ikan di masyarakat. selain itu, lele saat ini telah menjadi salah satu komoditas ekspor andalan.

Namun demikian, Slamet mengingatkan bahwa masifnya pengembangan usaha budidaya ikan jangan sampai melupakan prinsip keberlanjutan, sehingga semangat untuk budidaya ramah lingkungan harus terus untuk dikedepankan.

"Penataan kawasan budidaya seperti pengaturan IPAL (instalasi pengolahan air limbah-red), sirkulasi keluar masuk air untuk budidaya berkelanjutan harus benar-benar diimplementasikan," tegasnya.
Baca juga: Pameran Aquatic Asia KKP persiapkan industri budidaya 4.0
Baca juga: Isu pangan dan energi pada era industri 4.0

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019