Jakarta (ANTARA News) - Sudah banyak film yang membahas tentang dinamika hubungan antara orangtua dan anaknya yang beranjak remaja.
Namun, di "Mia and the White Lion", hubungan itu diwarnai konflik akibat perubahan lingkungan yang memaksa anak untuk keluar dari zona nyaman dan diracik dengan bumbu berbeda.
Mia (Daniah De Villiers), yang sudah terbiasa hidup di London harus beradaptasi dengan kehidupan baru di Afrika Selatan, di mana ayahnya membuat tempat konservasi singa.
Kerinduan pada London yang dianggap sebagai "rumah", pada teman dekatnya yang hanya bisa ditemui melalui layar laptop, membuat anak 10 tahun itu ogah bersusah payah berteman dengan orang-orang baru.
Ayahnya si pencinta binatang dianggap terlalu egois karena tidak memikirkan kebahagiaan putrinya yang tertinggal di Inggris.
Semuanya berubah ketika Charlie, singa putih, lahir di peternakan itu. Charlie berhasil melelehkan hati Mia yang memperlakukannya penuh cinta, seakan-akan singa putih itu seekor kucing menggemaskan.
Orangtua Mia merasa senang putrinya bisa mencintai kehidupan baru mereka, tapi di sisi lain khawatir atas keselamatan buah hati mereka yang menganggap Charlie selayaknya binatang peliharaan, padahal singa itu sudah tumbuh dewasa dan sewaktu-waktu bisa melukainya.
Saat mengetahui sisi kelam bisnis sang ayah yang selama ini terselubung, Mia nekat membuat keputusan gila demi singa tersayang. Tingkahnya sebagai remaja bisa membuat orangtua jadi ingin mengelus dada, tapi dia memang punya alasan kuat.
Daniah dan Thor, nama asli singa putih itu, tumbuh bersama selama tiga tahun agar aktris cilik itu bisa akrab dan aman selama proses pengambilan gambar. Kevin Richardson, ahli singa, juga turut membantu pembuatan film tersebut.
"Mia and the White Lion" memperlihatkan definisi lain dari "kaya raya", di mana ruang bermain tak terbatas pada lapangan atau taman dekat rumah, tapi padang savana yang luasnya tak terhingga.
Hewan-hewan yang selama ini hanya bisa dilihat di kebun binatang dapat ditemui secara mudah di luar rumah.
Pencinta binatang, khususnya fauna khas Afrika, mungkin akan betul-betul menikmati adegan demi adegan yang memperlihatkan keindahan Afrika Selatan, juga pertumbuhan Charlie (Thor) yang saat bayi menggemaskan seperti kucing hingga tumbuh jadi singa putih dewasa.
Pengambilan gambarnya memikat, penonton seakan benar-benar berinteraksi dengan singa putih bersama Mia yang menganggap Charlie sebagai sahabatnya.
Film yang disutradarai Gilles de Maistre ini bukan cuma soal persahabatan antar manusia dan hewan, tetapi menyentil bisnis jual beli hewan untuk buruan yang legal, tapi membuat hati nurani merana.
Akting singa putih bersama Melanie Laurent, Langley Kirkwood dan Ryan Mac Lennan bisa disaksikan mulai 27 Februari di bioskop.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019