La Paz (ANTARA News) - Ofisial Bolivia, Senin, mengakui bahwa bermain di tempat ketinggian, yangs ebelumnya dianggap kartu kemenangan mereka, menyebabkan kesulitan logistik untuk pertandingan pembuka kualifikasi Piala Dunia bulan ini. Menghadapi kemungkinan bertandang ke Uruguay pada tingkat ketinggian permukaan laut, Sabtu, dan bermain kandang melawan Kolombia di ketinggian empat hari kemudian, Bolivia telah memutuskan untuk membagi skuad mereka menjadi dua. Presiden federasi sepakbola Bolivia, Carlos Chavez, mengatakan bahwa para pemain negara tersebut yang berbasis di luar negeri akan berlatih di dataran rendah Santa Cruz dan yang berbasis di dalam negeri berlatih di La Paz. "Kami berusaha untuk menghindari memasukkan pemain yang berbasis di dataran rendah untuk beradaptasi dengan ketinggian sebelum melawan Uruguay di Montevideo," katanya. Tujuh dari 30 pemain dalam skuad yang ditunjuk untuk kedua pertandingan tersebut berbasis di luar negeri. Bolivia biasanya menggelar pertandingan kandang di La Paz, venue internasional tertinggi di dunia yang terletak pada ketinggian 3.600 meter di atas permukaan laut. Awal tahun ini, Asosiasi Federasi Sepakboila Internasional (FIFA) melarang pertandingan pada ketinggian di atas 2.500 meter, dan menyebabkan protes di negara di Pegunungan Andes tersebut. FIFA belakangan menarik kembali keputusan tersebut setelah kampanye tingkat tinggi yang dipimpin oleh Presiden Bolivia, Evo Morales, termasuk pertandingan antara para pengawal presiden dan tim universitas di gunung berapi pada ketinggian lebih dari 5.000 meter. Bolivia terakhir lolos ke Piala Dunia 1994. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007