Jakarta (ANTARA News) - Tidak mau ketinggalan dengan kaum pria dalam upaya mengantisipasi dampak pemanasan global dan perubahan iklim, tujuh organisasi perempuan Indonesia akan melakukan penanaman dan pemeliharaan 10 juta pohon di seluruh Indonesia mulai 1 Desember 2007, yang direncanakan akan masuk buku rekor. Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua Panitia kegiatan Dewi Motik kepada wartawan di Kantor Presiden Jakarta, Selasa siang, setelah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Ada 10 juta pohon, ini yang pertama kalinya," katanya. Penanaman pohon, akan dilakukan serentak di seluruh wilayah Indonesia pada 1 Desember mendatang pukul 08.00 WIB, atau 09.00 WITA dan 10.00 WIT, yang pencanangannya akan dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 28 Nopember. Bibit pohon yang akan ditanam dan dipelihara merupakan bibit pohon tanaman keras yang produktif seperti buah-buahan sehingga manfaatnya akan dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar tempat pohon tersebut. "Jenisnya disesuaikan dengan daerah setempat, agar bibit pohon itu dapat tumbuh dengan baik," kata Ibu Negara Ani Yudhoyono. Tujuh organisasi perempuan yang ikut serta dalam kegiatan itu yaitu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (Sikib), Kowani, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan, Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Tim Penggerak PKK, Bhayangkari dan Panitia Hari Ibu ke-79 tahun 2007. Pada kesempatan itu Ibu Negara juga mengatakan bahwa menanam adalah kegiatan kaum perempuan. "Perempuan itu sukanya menanam, tidak ada yang menebang," katanya yang disambut tawa para wartawan. Kegiatan ini akan didahului dengan konferensi nasional Perempuan Indonesia untuk antisipasi dampak pemanasan bumi dan perubahan iklim pada 26 - 28 Nopember mendatang di Jakarta. Sementara pada kesempatan sebelumnya penasehat kegiatan itu, Erna Witoelar menjelaskan dalam konferensi itu nanti akan hadir sekitar 700 perempuan Indonesia dari seluruh Indonesia yang akan bersama-sama membahas dan mencari jalan untuk memecahkan masalah perubahan iklim.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007