Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia telah meminta Pemerintah Malaysia untuk menertibkan kegiatan kelompok masyarakat yang tergabung dalam Relawan Rakyat Malaysia (Rela) yang belakangan banyak melakukan operasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia. "Kita pandang Pemerintah Malaysia perlu mengkaji secara teliti dan seksama kinerja dari Rela. Di segala negara setiap ada kelompok seperti ini pasti ada masalah. Sekarang sudah ada koordinasi erat antara Imigrasi, Deplu, Kepolisian dan mereka. Yang penting bagaimana di lapangan," kata Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal di Kantor Presiden Jakarta, Selasa. Menurut Dino, prosedur kegiatan Rela harus baku dan kekerasan yang timbul harus diredam. Selain itu, oknum yang memanfaatkan Rela juga perlu diberantas dan ditindak tegas. "Kita sejauh ini melihat ada kemauan keras Pemerintah Malaysia dalam hal ini," katanya. Dino mengatakan, Pemerintah Malaysia juga harus mengarahkan kegiatan Rela sehingga tidak menimbulkan ketakutan bagi WNI saat Rela melakukan razia pendatang gelap. "Razia pada pendatang gelap itu hak mereka. Tetapi kasus demikian perlu diredam, ditangani lebih lanjut dan ada langkah korektif. Beberapa waktu lalu ada WNI diperkosa ramai-ramai. Kita masih perlu kejelasan ini oknum Rela atau siapa," katanya. Sementara mengenai ditahannya istri diplomat Indonesia oleh Rela, Dino mengatakan KBRI Malaysia sudah mengirimkan surat protes kepada Pemerintah Malaysia karena pada saat Rela melakukan razia, istri diplomat Indonesia itu sudah menunjukkan kartu diplomatiknya, namun tidak diterima oleh anggota Rela yang meminta paspor. "KBRI sudah kirim surat protes. Karena kalau sudah menunjukkan kartu diplomatik harusnya sudah dilepas sesuai ketentuan berlaku. Waktu itu kita memang sesalkan saat baca beritanya. Tetapi bukan itu ternyata duduk perkaranya. Ini memang perlu kita selesaikan dengan Malaysia bagaimana aktifitas Rela dilakukan tapi dalam koridor hukum. Mencegah pelanggaran dan ada batas kesantunan yang perlu diperhatikan," katanya. Sejumlah kasus pelanggaran dan kekerasan terhadap WNI di Malaysia belakangan banyak dilakukan Rela seperti pemerkosaan terhadap TKI, pelanggaran hak istri diplomat Indonesia, perampokan terhadap tujuh mahasiswa dan yang terakhir pendobrakan pintu rumah Ketua PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Universitas Kebangsaan Malaysia saat melakukan operasi.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007