Jakarta (ANTARA News) - Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, mengingatkan para ulama dan masyarakat di Serang Banten, untuk memilih pemimpin yang memahami agama dengan baik dan mampu memimpin negara.

Kiai Ma'ruf mengatakan hal itu dalam sambutannya pada acara Silaturrahmi antara Ulama dan Masyarakat Tanara dengan KH Ma'ruf Amin di Pondok Pesantren An Nawawi, Tanara, Serang, Banten, Selasa.

"Karena ulama yang memahami agama dengan baik, dalam mengambil keputusan, ada pertimbangan hukumnya, yakni berdasarkan kebenaran dari Allah SWT, bukan kebatilan," kata Kiai Ma'ruf Amin.

Mustaysar Pengurus Besar NU (PBNU) itu pun turut mengingatkan agar ulama harus terus menjaga sikap sopan dan santun. Ulama, kata dia, memiliki peran membawa perubahan pada masyarakat serta mengajak masyarakat ke jalan kebaikan.

"Kalau ulama berbicara dengan lemah lembut, bukan berarti ulama itu lemah, tapi ulama itu menjalankan perintah Allah yakni bersikap santun," ucap Kiai Ma'ruf seraya mengutip ayat Al Qur'an yang isinya berupa berintah Allah untuk selalu bersikap santun.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Ma'ruf juga menjelaskan, pertimbangannya memutuskan untuk menjadi cawapres. "Saya sebelumnya, menduduki jabatan sebagai Rais Am PBNU serta Ketua Umum MUI. Saya sudah nyaman dengan jabatan itu," katanya.

Menurut Kiai Ma'ruf, selama ini capres meminta dukungan ulama pada pemilu presiden, tapi setelah terpilih kemudian ditinggalkan.

Capres Jokowi, kata dia, tidak hanya meminta dukungan ulama, tapi menggandeng ulama untuk mendampinginya sebagai cawapres. "Ini menunjukkan bahwa Pak Jokowi mencintai ulama," katanya.

Kebetulan, kata Kiai Ma'ruf, ulama yang dipilih ya adalah dirinya yakni Rais Am PBNU dan Ketua Umum MUI. "Saya juga putra Banten, yang dilahirkan di Tangerang Banten," katanya.

Menurut Ma'ruf, kalau masyarakat Banten sampai tidak memilih dirinya dan Jokowi-Mak'ruf sampai kalau di Banten, maka akan melakukan Banten.

Kiai Ma'ruf menambahkan, dari beberapa Presiden RI, Presiden Jokowi yang menetapkan Hari Santri, sebagai hari besar nasional, untuk mengingatkan jasa para santri pada berjuang menjaga kemerdekaan RI pada Oktober 1945. "Ini menunjukkan bahwa Pak Jokowi mencintai santri," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019