Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, mengatakan potensi dividen BUMN tahun anggaran 2008 yang ditetapkan sebesar Rp26 triliun dipastikan dapat dipenuhi, mengingat perkembangan perusahaan BUMN pada 2007 semakin baik. "Meskipun ada kenaikan, mudah-mudahan bisa dipenuhi, karena tahun ini BUMN cukup bagus," kata Sofyan, di Jakarta, Selasa. Sebelumnya, pemerintah dan DPR sepakat untuk menetapkan potensi dividen BUMN 2008 sebesar Rp26 triliun. Total jumlah dividen yang disetorkan ke dalam APBN sebesar Rp23,4 triliun mengacu pada target dividen 2007 yang semula Rp19,1 triliun dinaikkan pada APBNP menjadi Rp21,8 triliun. "Jadi yang disetorkan ke APBN sama seperti tahun sebelumnya Rp21,4 triliun," katanya. Hal itu karena sebanyak Rp2 triuliun dari Rp23,4 triliun tidak disetorkan ke dalam APBN, tetapi digunakan sebagai dana restrukturisasi BUMN. "Dana Rp2 triliun untuk program restrukturisasi BUMN itu bagus, jadi walaupun ditarik dividen tetap tidak dipakai semuanya untuk APBN," katanya. Sebelumnya, pemerintah dan DPR belum menyepakati ketetapan dividen untuk tahun anggaran 2008. Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Sofyan Djalil mengatakan usulan setoran deviden yang digunakan pemerintah adalah berdasarkan realisasi laba BUMN pada semester I 2007 dan asumsi setoran deviden 2007 Rp21,56 triliun, seperti yang digunakan pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, Komisi XI DPR meminta pemerintah untuk menetapkan target setoran dividen BUMN pada 2008 sebesar R31,51 triliun, atau 47 persen lebih tinggi dari keputusan Panitia Anggaran sebelumnya, Rp21,4 triliun. Sementara itu, untuk dividen 2007 telah disepakati, tetapi hingga kini belum keseluruhan disetor, terutama untuk sejumlah BUMN seperti PT Pertamina dan BUMN penyumbang dividen terbesar lainnya. "Semuanya belum masuk, tetapi Menteri Keuangan memang sudah menagihnya, kita masih menunggu," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007