Jakarta (ANTARA News) - "Dear passengers, welcome aboard..."
Suara milik Devianti Faridz ini akan menemani para penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta nanti selepas transportasi ini diresmikan untuk publik sekitar akhir Maret 2019.
Berawal dari iseng-iseng membuat contoh suara sebagai petugas informasi (announcer), jurnalis penerima Elizabeth O’Neill Journalism Award yang sudah pernah bekerja di TVRI, Metro TV, Voice of America hingga Channel News Asia itu terpilih jadi announcer MRT pertama dalam sejarah Moda Raya Terpadu Jakarta.
Contoh suara yang direkam dengan ponsel pintar itu mengantarkan perempuan asal Bandung itu menjadi announcer MRT Jakarta. Suara merdu jurnalis kelahiran 1976 itu akan didengar oleh para penumpang MRT hingga setidaknya sampai dengan tahun 2020.
Simak perbincangan ANTARA News dengan Devianti mengenai cerita seru di balik proses rekaman hingga kiat untuk orang-orang yang ingin mengikuti jejaknya.
Saat kirim sampel, persiapannya bagaimana?
Riset kalimat yang lazim untuk diumumkan di MRT luar negeri. Kemudian suaranya... saya mengacu pada pengisi suara MRT Singapura, Juanita Melson. Suaranya mirip dengan suara saya...saya berusaha untuk meniru gaya membacanya yang menurut saya sangat berkesan, ramah, hangat. Itu yang jadi acuan.
Seperti apa rekaman sebagai announcer MRT?
Di studio rekaman butuh tiga sampai 3,5 jam untuk rekaman announcement baik di stasiun maupun concourse MRT Jakarta.
Itu termasuk lama?
Termasuk lama. Ada beberapa lembar, sekitar lima lembar (yang harus dibaca). Biasanya kalau take suara untuk iklan atau company profile tidak selama itu. Satu sampai satu setengah jam sudah selesai
Ada pengalaman lucu selama rekaman?
Ada banyak. Membaca naskah bahasa Inggris dan Indonesia itu beda. Devi ditanya, nyaman tidak kalau ganti-ganti, bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, karena naskah ada beberapa lembar.
(Saat rekaman) untuk announcement kereta, saya baca bahasa Indonesia semua sampai selesai, baru bahasa Inggris karena mindset harus diubah.
Pengisi suara bilingual itu biasanya antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ganti-ganti...cara membacanya berbeda, intonasi berbeda, artikulasi sedikit berbeda. Lebih enak kalau baca satu bahasa dulu sampai selesai.
Jadi one cut begitu ya saat rekaman?
Sound engineer akan selalu bilang "jaga power, jangan sampai awalnya power bagus, suara bagus, tiba-tiba mendekati akhir kecapekan". Karena ini bukan live, jadi kita harus tetap bisa menjaga, kalau perlu istirahat dulu. Pernah waktu rekaman saya harus istirahat setnegah jam. Diam, enggak boleh bicara karena rasanya (tenggorokan) tidak nyaman.
Lebih gampang mana, membaca pengumuman bahasa Indonesia atau bahasa Inggris?
Jujur, lebih gampang bahasa Inggris (tertawa), tapi bahasa Indonesia... sehari-sehari (saya) pakai bahasa Indonesia. Tapi karena menulis dan membaca bahasa Inggris sudah saya lakukan sejak kecil, jadi cukup nyaman pakai bahasa Inggris.
Ada kata-kata sulit yang harus diulang terus saat rekaman?
Kata-kata yang susah... enggak ada yang belibet. Mungkin (yang menantang) intonasinya. Seperti menyebut stasiun BNI dan Mandiri. Itu ada sedikit perbedaan... karena penekanan ada dimana?
Menekan di MANdiri atau manDIri? Itu dua hal berbeda. Sebagai pengisi suara harus lebih sensitif terhadap perubahan intonasi dan penekanan.
Hal seperti itu didiskusikan dulu dengan pihak MRT Jakarta?
Persiapan pasti sudah dari rumah tapi pas rekaman kita biasanya minta masukan dari klien, di mana kali ini MRT Jakarta, (juga) dari sound engineer. Kalau kurang pas, tidak lazim, aku minta mereka "tolong kasih tahu, kasih masukan" supaya (hasil) lebih baik, ada berbagai macam rekaman dengan alternatif berbeda-beda daripada harus take ulang di hari lain.
Seperti apa sih situasi di studio? Apakah ada banyak penonton?
Enggak ada audiens. Hanya ada sound engineer satu, orang MRT tiga, dan saya di dalam booth. Yang paling lucu, pas lagi bahas gimana baca kata-kata tertentu, contohnya untuk kereta bandara. Jenis moda transportasinya kereta bandara, bahasa Inggrisnya Airport Link, mana yang mau dibaca?
Setelah dibahas, kita memutuskan dalam naskah bahasa Inggris (disebut) Airport Link karena itu yang dipahami para turis atau orang negara asing. Kalau naskah bahasa Indonesia (yang disebut) kereta bandara, yang lebih lazim dikenal orang indonesia.
Barang wajib dibawa ke studio rekaman?
Botol air, pulpen dan kadang highlighter, tiga itu wajib ada dalam booth rekaman saya.
Trik khusus sebelum rekaman?
Sebelum rekaman ada trik khusus. Enggak boleh minum es, minum air hangat dengan lemon, jauhilah gorengan dan pedas-pedas. Tapi yang penting jangan minum air dingin karena mengganggu suara.
Ke depan ada rencana jadi announcer yang lain? Transjakarta mungkin?
Saat ini untuk moda transportasi, saya (jadi announcer) MRT dulu, (tapi) terbuka untuk yang lain-lain. Bandara, tempat lain, di kota-kota lain.
Kalau dapat tawaran jadi pengisi suara untuk kartun atau film, tertarik enggak?
Boleh, karena itu keterampilan yang luar biasa. Itu sudah berbeda lagi keahliannya, ada unsur akting juga ya. Susah jadi dubber film, enggak gampang.
Seperti apa cara melatih suara sampai bisa seperti sekarang ini?
Saya pernah berlatih di bawah seorang pelatih suara bernama Bapak Pope Pius, sangat terkenal.
Dan juga waktu kuliah S2 Jurnalistik (University of Missouri - Columbia), salah satu dosen itu bilang (cara melatih suara) belajar membaca buku-buku SD, buku anak kecil, dan membacanya dengan penuh emosi supaya anak kecil tertarik dengan apa yang kamu baca.
Bacalah dengan artikulasi jelas supaya tidak mumbling (bergumam). Membaca buku anak kecil dengan emosi itu sangat membantu.
Tips untuk orang yang ingin jadi pengisi suara, atau mengikuti jejak sebagai announcer MRT?
Mengacu pada orang yang kamu dengar... announcement yang kamu sukai, tirulah, itu langkah pertama. Belajar bagaimana bisa mengisi suara dengan tenang dan baik itu butuh latihan bertahun-tahun. Sampai sekarang Devi merasa masih harus belajar banyak sekali.
Prospek pengisi suara di Indonesia?
Banyak sekali. Iklan tv, radio...ekonomi kita memang sedang maju, kalau iklan masih tetap ada, apalagi kalau untuk pengisi suara transportasi umum, atau untuk dokumenter... masih banyak lapangan pekerjaan sebagai pengisi suara. (Prospek) cukup besar.
VIDEO:
Baca juga: Kata para artis soal MRT Jakarta
Baca juga: MRT: munculkan kultur baru bertransportasi dan jalan kaki
Baca juga: Addie MS pimpin penumpang MRT menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2019