Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah pada Selasa pagi melemah, menyusul aksi profit-taking pelaku pasar untuk mencari untung, setelah mereka melihat posisi mata uang lokjal hampir mendekati level Rp9.000 per dolar AS. Nilai tukar rupiah turun menjadi Rp9.085/9.095 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp9.045/9.070 atau melemah 40 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan para pelaku lokal melakukan spekulasi lepas rupiah setelah dua hari lalu menguat hingga mendekati level Rp9.000 per dolar AS. Aksi lepas rupiah dinilai baik bagi pergerakan rupiah ke depan, karena kenaikan yang terus berlanjut akan memudahkan rupiah terpuruk, katanya. Rupiah, menurut dia, seharusnya menguat lagi akibat membaiknya pasar saham regional dan melemahnya dolar AS akibat kekhawatiran pelaku terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Namun pelaku cenderung melepas rupiah, mereka membiarkan isu positif itu berlalu, untuk meraih untung, ujarnya. Meski demikian, lanjut dia, rupiah masih berpeluang untuk bisa mencapai angka Rp9.000 per dolar AS, karena berbagai sentimen positif masih mendukungnya. Para pelaku pasar juga menantikan rencana bank sentral AS (The Fed) yang menurut rencana akan kembali menurunkan suku bunganya untuk memicu pertumbuhan ekonomi, katanya. Perdagangan rupiah terhadap dolar AS kurang ramai, karena sebagian pelaku besar sudah meninggalkan pasar, mempersiapkan diri untuk menyambut liburan panjang. Rupiah pada pekan depan diperkirakan akan masih menguat, karena investor lebih cenderung menempatkan dananya di pasar domestik, mereka khawatir AS akan mengalami resesi, tuturnya. Sementara itu, dolar AS terhadap euro stabil karena investor masih ragu-ragu untuk membeli dolar AS, apalagi negara itu akan mengalami tekanan yang cukup berat. Dolar AS terhadap yen mencapai 117,40 terhadap euro mencapai 1,4043. (*)
Copyright © ANTARA 2007