"Tentu kami butuh support moral dari masyarakat yang datang, juga yang tidak datang," kata Indra selepas memimpin latihan di Lapangan AUPP, Phnom Penh, Selasa pagi.
"Saya juga mengimbau agar ketika lagu kebangsaan Malaysia dimainkan, jangan kita mengejek atau mencaci, karena doa yang didengarkan Tuhan itu doa orang teraniaya," ujarnya menambahkan.
Indonesia dan Malaysia memang memiliki tingkat rivalitas tinggi dalam berbagai hal, termasuk ketika perwakilan masing-masing bertemu di atas lapangan hijau.
Akibatnya, kerap kali rivalitas itu menjalar ke luar lapangan ataupun di tribun stadion dan dalam beberapa kesempatan baik pendukung Indonesia maupun Malaysia melakukan hal tidak terpuji ketika lagu kebangsaan satu sama lain dimainkan jelang laga dimulai.
Baca juga: Witan siap main lawan Malaysia
Bumbu rivalitas tinggi itu juga diwarnai catatan kurang gemilang yang dimiliki Indra setiap mengawal Indonesia menghadapi Malaysia.
Kala menangani Timnas U-19, dalam empat pertemuan Indra belum pernah menang melawan Malaysia dengan hanya tiga kali meraih hasil imbang dan terakhir malah menelan kekalahan 1-4 dalam fase kualifikasi Piala Asia U-19 2018 lalu.
"Jadi kita perbaiki hal-hal yang menuju agar doa kita (untuk menang) dikabulkan," kata Indra.
Kali ini, Indra dihadapkan pada tugas cukup berat yakni wajib menang melawan Malaysia jika ingin membuka lebar-lebar peluang untuk lolos ke semifinal Piala AFF U-22, lantaran di pertandingan pertama hanya ditahan imbang Myanmar 1-1.
Sebaliknya, beban Malaysia justru lebih berat lagi, karena mereka secara mengejutkan menelan kekalahan 0-1 melawan tuan rumah Kamboja.
Baca juga: Jelang hadapi Malaysia, Indra sebut Indonesia punya dua keuntungan moral
Baca juga: Indra Sjafri isyaratkan rotasi pemain hadapi Malaysia
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019