Medan (ANTARA News) - Antropolog Prof. Dr. Hj. Chalida Fachruddin mengatakan, lagu-lagu Indonesia yang dihasilkan para seniman pencipta lagu di negeri ini perlu diawasi ekstra ketat agar tidak terulang kasus pencatutan seperti terjadi pada Lagu "Rasa Sayange" oleh Malaysia. Seluruh lagu Indonesia juga harus didaftarkan kepada badan yang menangani hak cipta, sehingga mudah nantinya dipantau bila terjadi pencatutan lagu, katanya kepada ANTARA News di Medan, Senin. Menurut dia, pencatutan lagu "Rasa Sayange" yang dilakukan Malaysia dan dijadikan alat untuk mempromosikan pariwisata di negeri itu adalah salah satu bukti kelemahan Indonesia dalam mengawasi atau menjaga lagu-lagunya. Kasus seperti itu jangan terulang lagi dikemudian hari, karena masalah ini jelas akan merugikan bangsa Indonesia sebagai pemilik pertama atau yang menciptakan lagu-lagu itu, katanya menambahkan. Selain itu, katanya, klaim Pemerintah Malaysia terhadap lagu itu jelas akan menyurutkan minat para pencipta atau pengarang lagu-lagu terbaik dari Indonesia untuk menciptakan lagu-lagu berkualitas. "Para pencipta lagu-lagu terbaik di negeri ini juga akan merasa hak cipta mereka tidak dilindungi atau diayomi pemerintah," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan, kasus pembajakan lagu Indonesia yang dilakukan negara asing itu harus disikapi secara arif dan bijaksana serta jangan dibiarkan berlarut-larut. Kasus tersebut harus dapat diselesaikan secara tuntas agar tidak terulang lagi di masa datang, kata Guru Besar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU) itu.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007