Padang (ANTARA News) - Ribuan korban gempa beruntun di Sumbar yang terjadi pada 12 dan 13 September 2007 menerima uang lauk pauk berasal dari Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas PB) sebesar Rp3,3 miliar dengan rincian Rp90 ribu/jiwa. "Bantuan lauk pauk tersebut diberikan bagi pengungsi yang rumahnya rubuh akibat gempa itu, dan hingga kini masih tinggal di pengungsian," kata Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi, di Padang, Senin. Gamawan menyampaikan hal tersebut usai menerima langsung bantuan asal Bakornas PB itu dalam bentuk cek giro. Bantuan uang lauk pauk senilai Rp3,3 miliar itu diperuntukkan bagi Kota Padang Rp285 juta, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) (Rp1,063 miliar), Solok (Rp1,5 juta), Padang Pariaman (Rp1,1 miliar), Mentawai (Rp802 juta), Agam (Rp897 ribu) dan Kota Pariaman (Rp16,3 juta). Gamawan menyebutkan, bantuan lauk pauk itu diperuntukkan bagi warga korban gempa yang masih mengungsi dan belum bisa kembali ke rumahnya rubuh karena gempa beruntun itu. Pemerintah Pusat sengaja memberikan bantuan lauk pauk tersebut senilai Rp90 ribu/jiwa ditambah 10 kg beras berdasarkan jumlah rusak berat di Sumbar. "Bantuan itu disalurkan berdasarkan data terakhir yang telah diverifikasi asal daerah kabupaten/kota di Sumbar," katanya. Dia menyebutkan, alokasi untuk masing-masing daerah kabupaten/kota di Sumbar itu bisa saja berubah berdasarkan hasil verifikasi data, seperti yang terjadi pada Kabupaten Padang Pariaman. "Jumlah pengungsi di Kabupaten Padang Pariaman itu terlalu besar dibandingkan Pessel dan Mentawai, jadi perlu diverifikasi lagi datanya," katanya. Deputi Bidang Penanganan Darurat Bakornas PB, Tabrani, menyebutkan pemerintah menyerahkan bantuan uang lauk pauk itu guna membantu pengungsi untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri. Bantuan tersebut menurut dia, baru diserahkan sebanyak 75 persen saja dari total Rp4,3 miliar jatah Sumbar, sedangkan bagi korban gempa di Bengkulu bantuan tersebut sebesar 7,5 miliar dan baru diserahkan Rp5,4 miliar. "Sisa bantuan sebesar 25 persen itu akan diserahkan setelah lebaran," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007