Kita tidak hanya mengampanyekan "zero waste", namun mempraktikkannya dengan seminimal mungkin menggunakan bahan-bahan plastik

Lombok Barat, NTB (ANTARA News) - Pelaksana harian (Plh) Bupati Lombok Barat, Hj Baiq Eva Nurcahya Ningsih mendorong seluruh organisasi perangkat daerah untuk mempraktikkan penerapan bebas sampah (zero waste) dalam proses kerja sehari-hari.

"Kita tidak hanya mengampanyekan zero waste, namun mempraktikkannya dengan seminimal mungkin menggunakan bahan-bahan plastik," kata perempuan yang akrab disapa Eva tersebut ketika memimpin rapat pimpinan di Gerung, ibu kota Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin.

Menurut Eva, kampanye bebas sampah tersebut harus mulai digalakkan. Apalagi penanganan sampah di Kabupaten Lombok Barat kerap menjadi top isu pelayanan publik di media massa beberapa waktu lalu.

"Kalau bisa, masing-masing desa sudah memiliki bank sampah yang bisa memilah mana sampah organik dan mana sampah non-organik," ujarnya.

Ia juga meminta hal tersebut dimulai dari peran aktif organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Lombok Barat agar mengurangi penggunaan aneka bahan plastik untuk barang habis pakai.

"Kami di Pemerintah Provinsi NTB sudah memiliki kebijakan untuk tidak lagi menggunakan air minum kemasan karena berbahan plastik," ucap Eva.

Ia mengatakan pihaknya sudah membiasakan diri membawa botol sendiri untuk kebutuhan minum dalam rapat. Botol tersebut bisa digunakan dengan mengisi ulang air yang akan diminum.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat, I Gusti Ayu Swasti Astuti, menyebutkan produksi sampah di daerahnya mencapai 175,4 ton per hari.

Dari total produksi sampah tersebut, pihaknya hanya mampu menangani 60,83 persen. Sebanyak 101,76 ton atau 58,01 persen bisa diangkut ke tempat pembuangan akhir, sedangkan 4,95 ton atau 2,82 persen bisa diolah dengan 3R.

"Dari total produksi sampah itu, 9,95 persen berbentuk sampah yang sulit terurai. Bentuknya lebih banyak sampah plastik," ujarnya.

Menurut dia, sampah plastik tersebut yang menjadi fokus Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat. Namun dalam praktiknya, sampah plastik tersebut harus mendapat perlakuan khusus karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai.

Baca juga: Sekotong, taman surga laut di Lombok Barat

Baca juga: Warga Lombok Barat berikrar menjaga kelestarian mangrove

Pewarta: Awaludin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019