Palembang (ANTARA News) - Sejumlah penggiat olahraga sepak bola di Sumatera Selatan mengharapkan kompetisi di tingkat kabupaten/kota diperbanyak agar atlet-atlet daerah dapat meningkatkan performanya.
Bendahara Forum Pembina Sekolah Sepak Bola Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Alfarizi Arma di Palembang, Senin, mengatakan, talenta berbakat di Sumsel sebenarnya tidak kalah dengan daerah-daerah di Jawa. Namun, kurangnya jam terbang terkadang membuat mereka kandas ketika diadu dengan atlet-atlet di luar Sumsel.
"Kompetisi sebenarnya sudah ada, tapi masih kurang. Harusnya ditambah lagi, khususnya untuk usia 14 tahun hingga 17 tahun," kata dia.
Sejauh ini, kompetisi sepak bola di tingkat daerah hanya digelar oleh pemerintah melalui Kemenpora dan organisasi PSSI.
Kemenpora menggelar kompetisi U-12, U-14, U-16, dan Liga Mahasiswa yang hanya satu kali dalam satu tahun. Kemudian, PSSI menggelar kompetisi U-15 dan U-17 serta Piala Suratin.
Jika hanya mengandalkan kompetisi yang digelar oleh Kemenpora dan PSSI, tentunya sangat kurang, kata dia.
Kondisi ini berbeda dengan di Jawa, yang mana turnamen terbuka sangat aktif digelar karena didukung oleh banyaknya klub dan ketersediaan infrastruktur serta dana.
"Justru, yang sudah seperti di Jawa itu kompetisi tingkat Sekolah Sepak Bola (SSB) yang ada tiap minggu dengan peserta hingga puluhan tim," kata mantan pemain PS Palembang ini.
Senada, Sekretaris PS Palembang Muhammad Arriffaat mengatakan seharusnya Asosiasi Provinsi PSSI bisa mengatasi persoalan kekurangan kompetisi ini dengan mengandeng pihak swasta.
Kalangan swasta diharapkan terlibat dalam pembinaan anak-anak usia muda untuk mencetak pesepakbola profesional yang andal.
"Saya melihat, PSSI Sumsel belum mampu melibatkan kalangan swasta, padahal di sini banyak perusahaan BUMD maupun BUMN," kata mantan pemain PS Palembang ini.
Prestasi sepak bola Sumsel sempat mencuri perhatian ketika mampu menembus empat besar pada PON 2016 di Jawa Barat.
Namun, di klub profesional milik daerah Sriwijaya FC, sebagian besar putra daerah justru hanya mengisi bangku cadangan. Akan tetapi, dengan lengsernya SFC ke Liga 2, membuka kesempatan bagi putra daerah.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019