Karakas (ANTARA News) - Venezuela, Minggu (17/2), menolak masuk sekelompok anggota Parlemen Eropa atas kecurigaan bahwa mereka akan membawa motif persengkongkolan di tengah gejolak politik di negara itu.

Parlemen Eropa bulan lalu bergabung dengan sejumlah negara Barat dalam mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai kepala negara sementara Venezuela setelah Presiden Nicolas Maduro tahun lalu menang dalam pemilihan, yang menuai banyak kritik.

Empat anggota parlemen dari Partai Rakyat Eropa (EPP) beraliran tengah-kanan berangkat ke Venezuela untuk bertemu dengan Guaido, kata salah seorang dari mereka dalam video yang disebarkan melalui media sosial.

"Mereka menahan paspor kami, mereka belum memberi tahu alasan pengusiran terhadap kami ini," kata Esteban Gonzalez Pons.

Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza mengatakan di akun Twitter-nya bahwa para anggota parlemen tersebut sudah diperingatkan, beberapa hari lalu, bahwa mereka tidak akan diizinkan masuk ke negara Amerika Selatan itu.

Venezuela "tidak akan mengizinkan kalangan garis keras sayap kanan Eropa mengganggu kedamaian dan stabilitas negara dengan tindakanya yang kasar dan mencampuri urusan (dalam negeri Venezuela, red)," tulis Arreaza.

Maduro menghadapi peningkatan tekanan di dalam dan luar negeri untuk mengundurkan diri agar Guaido bisa memimpin pemerintahan sementara guna mengatur penyelenggaraan pemilihan.

Maduro, yang mendapat dukungan dari Rusia dan China, mengatakan ia adalah korban kudeta.

Baca juga: Bantuan bagi Venezuela tiba lagi dari AS
Baca juga: Moskow: bantuan AS buat Venezuela kemungkinan penggunaan kekuatan


Sumber: Reuters
Penyunting: Tia Mutiasari/Mohamad Anthoni

Pewarta: Antara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019