Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum mengakui jumlah pendukung capres yang hadir di ruang debat capres kedua terlampau banyak sehingga menimbulkan kegaduhan.

"Di setiap sesi, hal-hal yang mungkin bisa dievaluasi, sudah kami identifikasi. Salah satu diantaranya adalah jumlah pendukung yang hadir terlalu banyak sehingga mengganggu konsentrasi calon dalam berdebat," kata Komisioner KPU RI Viryan Azis di Jakarta, Senin.

Viryan mengatakan pihaknya juga akan mengevaluasi pengaturan waktu sesi berdebat antar pasangan calon.

Viryan menyampaikan KPU akan melakukan evaluasi internal terlebih dulu sebelum melakukan evaluasi dengan kedua tim kampanye pasangan calon.

Namun dia menyatakan secara umum debat kedua sudah sangat memadai dan jauh lebih baik.

"Hanya terkait dengan faktor pendukung yang terlalu banyak dan sorak-sorainya yang kemudian beberapa orang diantaranya kurang tertib sehingga mengganggu konsentrasi pasangan calon," kata dia.

Secara terpisah, analis politik Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai kegaduhan yang ditimbulkan pendukung kedua capres di ruang debat memang cukup mengganggu.

"Banyak tepuk tangan pendukung yang cukup membuat bising. Moderator yang mengatur lalu lintas debat juga kurang tegas dan tidak memberi panduan yang jelas kapan pendukung boleh bertepuk tangan. Moderator terlalu sering dan sibuk mengingatkan dan menenangkan pendukung," kata dia.
Baca juga: TKN bantah Jokowi gunakan alat bantu komunikasi dalam debat
Baca juga: Pengamat: Prabowo tekankan pentingnya pembangunan pro rakyat
Baca juga: Pakar sebut Prabowo harusnya kritik Jokowi soal data pangan
Baca juga: Pengetahuan dua capres soal Revolusi Industri 4.0 timpang

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019