Depok (ANTARA News) - Para pemudik yang pulang kekampung halaman dengan menggunakan kendaraan bus mengeluhkan kenaikan harga tiket hingga mencapai 100 persen.
"Saya biasanya beli tiket ke Tegal Rp35 ribu, tapi sekarang mencapai Rp65 ribu," keluh Marni, seorang ibu yang akan mudik dari terminal Depok, Senin sore.
Ia mengatakan naiknya harga tiket tersebut sangat memberatkan dirinya yang membeli tiket dengan hasil jerih payahnya selama ini.
Seharusnya pemerintah memperhatikan hal tersebut, karena memang biasanya perusahaan otomatis menaikkan harga tiket menjelang hari raya Idul Fitri.
"Dengan semakin dekatnya lebaran biasanya agen akan menaikkan harga seenaknya," jelasnya.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Agus, yang akan mudik ke Pekalongan. Menurut dia biasanya harga tiket pada hari biasa Rp42 ribu, sedangkan saat ini mencapai Rp75 ribu.
"Ya mau apalagi, saya kan sudah mau pulang walau harga tiket naik 100 persen terpaksa saya beli juga," katanya.
Ia mengharapkan pemerintah Kota Depok lebih tanggap dengan adanya kenaikan sampai 100 persen, sehingga masyarakat tidak dibebankan lagi dengan harga tiket tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Komisi C, DPRD Kota Depok, yang datang ke terminal Depok, Babai Suhaimi mengatakan akan menindak perusahaan Otobis yang melakukan pelanggaran tersebut.
"Sanksi terberatnya bisa ditarik ijin usahanya, jika memang terbukti," jelasnya.
Ia mengatakan akan menindaklanjuti temuan tersebut, dan meminta kepada PO bis memetahui atauran yang berlaku. PO bis hanya diijinkan menaikkan harga tiket hingga mencapai 30 persen, lebih dari itu maka akan ditindak tegas.
Sementara itu jumlah pemudik di Kota Depok hingga H-5 yang berangkat menggunakan bis dari terminal Kota Depok mulai mengalami peningkatan.
Berdasarkan data di Posko Mudik Lebaran 2007 di Terminal Terpadu Kota Depok, pada tahun lalu jumlah pemudik mencapai 1.365 orang saat ini mencapai 2.650 orang.
Tujuan para pemudik yaitu Bandung, Tegal, Pekalongan, Banjar, Pangandaran, Cirebon, Ciamis, Sukabumi dan lainnya. Bus angkutan yang digunakan antara lain Dewi Sri, Budiman, Deddy Jaya, dan Langgeng Jaya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007