Gizi kurang yang dialami anak balita itu bukan disebabkan oleh faktor ekonomi orang tua tapi karena ada penyakit bawaan sejak lahir,

Kepulauan Sangihe (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jopy Thungari mengatakan, sebanyak 160 balita atau dua persen dari 8.000 balita di daerahnya menderita gizi kurang.

"Sebanyak 160 orang balita di Sangihe saat ini menderita kurang gizi," kata Jopy Thungari di Tahuna, Senin.

Menurut dia, gizi kurang yang diderita anak balita bukan diakibatkan oleh masalah ekonomi orang tua tapi disebabkan berbagai penyakit bawaan.

"Gizi kurang yang dialami anak balita itu bukan disebabkan oleh faktor ekonomi orang tua tapi karena ada penyakit bawaan sejak lahir," kata dia.

Ia menjelaskan, dari 160 balita gizi kurang, ada delapan orang anak yang mengalami gizi buruk tapi sudah ditangani Dinas Kesehatan.

"Tahun 2017, kami sempat menangani kasus gizi buruk yang diderita delapan anak balita akibat ada penyakit bawaan, sehingga tidak ada nafsu makan, namun semuanya sudah ditangani dengan baik," ungkap dia.

Menurut dia, dengan mengacu pada beberapa kasus tersebut, jajaran Dinas Kesehatan Sangihe terus melakukan sosialisasi serta pelayanan kesehatan bagi ibu hamil melalui kegiatan Posyandu.

"Melalui pelayanan Posyandu yang dilaksanakan setiap bulan, jajaran kesehatan melakukan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak serta sosialisasi bagi masyarakat," kata dia.

Dia berharap dengan sosialisasi serta pelayanan yang prima bagi ibu hamil serta anak-anak balita, maka kasus gizi kurang serta buruk tidak terjadi lagi.

"Kami berharap, kasus gizi kurang dan gizi buruk tidak terjadi lagi di Sangihe," kata dia.

Baca juga: Dinkes sebut kasus kurang gizi di Sangihe-Sulut meningkat
Baca juga: Orang tua diminta perhatikan gizi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan

Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019