Palangka Raya (ANTARA News) - Manajemen Kalteng Putra sejak awal Januari sampai pertengahan Februari 2019 sudah memastikan mengontrak 19 pemain yang akan memperkuat tim berjulukan "Laskar Isen Mulang" itu pada musim kompetisi Liga I Indonesia.
Ke-19 pemain yang telah bergabung dengan tim kebanggaan warga Kalimantan Tengah itu adalah Ridho Fawzi, Riki Pambudi, Bhudiar M Riza, Michael Bonjozi Rumere, Dendi Agustan, Dadang Apridianto dan Rizki Dwi Febrianto.
Kemudian Indra Permana, Dimas Galih Pratama, Maldini Pali, Fajar Handika, Pandi Ahmad Lestaluhu, Wasyat Hasbullah, Antoni Putro Nugroho, I Gede Sukadana, Patrich Wanggai, Onoriode Kughegbe Jhon, Yu Hyun Koo dan Ferinando Pahabol.
"Untuk melengkapi 25 pemain sesuai kuota, kami juga masih berburu sejumlah pemain lokal dan pemain asing. Kini tim melakukan pemusatan latihan di lapangan UNY Yogyakarta sampai akhir bulan Februari ini," kata CEO Kalteng Putra, Agustiar Sabran.
Berhasilnya Kalteng Putra untuk berlaga di Kompetisi Liga 1 Indonesia tersebut merupakan capaian terbesar persepakbolaan Kalimantan Tengah setelah sebelumnya hanya mampu bertanding di kasta ke-2 pertandingan sepak bola Indonesia.
Dengan keberhasilan tim pimpinan Agustiar Sabran tersebut, kini baik dari sisi manajemen, komposisi pemain maupun dari sarana dan prasarana pertandingan.
Untuk memuluskan jalannya Kalteng Putra menuju puncak kasta sepak bola tertinggi di Indonesia, "Laskar Isen Mulang" juga diarsiteki pelatih asal negara Brazil Gomes De Oliveira yang sebelumnya berada di Madura United.
"Dalam enam bulan nanti setelah penekenan kontrak apabila target yang kami bebankan kepada Gomes tidak tercapai, maka tentunya kami akan lakukan evaluasi," kata Agustiar.
Namun, apabila Gomes dinilai membawa angin segar bagi persepakbolaan di Kalteng maka manajemen tak segan memberikan penghargaan.
Meski dinilai membawa perubahan yang cukup positif, namun dalam menangani Kalteng Putra, Gomes nampaknya masih harus bekerja keras.
Hal itu nampak pada dua kali kekalahan dalam pertandingan tandang dan kandang antara Kalteng Putra melawan PSM Makassar.
"Meski kita kalah, namun saya tetap optimis karena kita yang baru masuk liga satu harus bermain melawan salah satu tim terbaik di Indonesia, PSM Makassar," kata Agustiar.
Selain berupaya memperkuat tim, yang manajemen Kalteng Putra didukung pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, fokus pada peningkatan kualitas sarana dan prasarana guna menyukseskan pertandingan di kasta sepak bola tertinggi Indonesia.
Terkait hal itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengapresiasi prestasi tim kebanggaan masyarakat Kalteng ini.
Imam Nahrowi pun mendorong pemerintah daerah membantu memfasilitasi prestasi dengan membangun stadion berstandar FIFA yang juga sebagai upaya pengembangan prestasi atlet serta menggelar ajang sepak bola berskala internasional.
Seiring peningkatan prestasi sepak bola di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungan dan Bumi Pancasila itu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran pun berjanji akan membangun stadion sepak bola berstandar FIFA di Palangka Raya.
"Kami targetkan rencana ini mulai direalisasikan pada 2021-2022, sehingga Kalteng memiliki stadion besar yang benar-benar berkualitas dan berstandar FIFA. Namun, sambil menunggu itu jalan kami juga fokus memperbaiki kualitas stadion yang ada." katanya.
Terkait pembangunan stadion berstandar FIFA itu, Sugianto menerangkan, nantinya ratusan hektare lahan disediakan untuk membangun stadion berkapasitas 40.000-60.000 orang ini, termasuk kelengkapan fasilitas lainnya berupa sport center.
Keberadaan sarana dan prasarana penunjang tersebut selain sebagai upaya peningkatan bidang olahraga, juga sebagai jawaban terhadap kritikan yang diterima Kalteng selama ini.
Sugianto pun berjanji, memberikan dukungan secara penuh terhadap kemajuan olahraga di Kalteng, salah satunya Kalteng Putra yang akan berkompetisi dengan tim-tim terbaik lainnya dari berbagai daerah penjuru tanah air.
"Kalau sudah bertemu dengan saya seperti ini, targetnya bukan hanya masuk tiga besar saja, tapi harus juara. Saat bertanding saya tidak pernah memikirkan menjadi juara ke-2, namun bagaimana caranya menjadi pemenang," tegasnya.
Pria nomor satu di Kalimantan Tengah itu mengatakan kemajuan sepak bola di provinsi setempat juga dijadikan sebagai industri yang strategis.
"Jika sepak bola berhasil dikelola dan dikembangkan di Kalteng, maka pergerakan ekonomi akan terjadi mulai dari tingkat bawah," katanya.
Pemerintah provinsi berkomitmen, memanfaatkan seluruh potensi yang dapat dikembangkan pada sepak bola. Terlebih dengan masuknya Kalteng Putra ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola nasional yakni Liga I Indonesia.
"Pada saat Kalteng Putra bertanding dengan PSM Makassar di Palangka Raya, pergerakkan ekonomi berjalan bagus, mulai dari masyarakat yang berjualan kaos, suvenir hingga makanan ataupun minuman. Dan ini yang juga harus kita dorong untuk terus berkembang," katanya.
Peluang ini harus bisa dimanfaatkan, baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat. Upaya yang harus dilakukan, diantaranya memasyarakatkan sepak bola agar lebih disenangi oleh berbagai kalangan.
Sehingga kemauan generasi muda untuk menggeluti sepak bola semakin meningkat dan peluang lahirnya pemain hebat asal Kalteng semakin besar.
"Nantinya tim sepak bola dari Kalteng tidak hanya mengandalkan pemain luar daerah, namun juga mereka yang merupakan putra daerah," demikian Sugianto.
Siap dipanggil sagtas
Dari berbagai upaya memajukan sepak bola di Kalteng, ternyata keberhasilan "Laskar Isen Mulang menembus kasta tertinggi sepak bola Indonesia juga menyisakan desas-desus terkait mafia bola.
Salah satu yang sempat populer ialah tuduhan atas keterlibatan tim asal Kalimantan Tengah terkait pengaturan skor di Liga 2 Indonesia 2018 yang disampaikan Vigit Waluyo beberapa waktu lalu.
Sebagai upaya serius dan komitmen yang tinggi dalam memajukan persepakbolaan di Kalteng, manajemen Kalteng Putra pun siap menghadiri panggilan tim Satgas Anti Mafia Bola apabila hendak dimintai keterangan.
"Kami siap apabila sewaktu-waktu Satgas Anti Mafia Bola melakukan pemanggilan kepada kami, khususnya untuk memberi keterangan mengenai dugaan keterlibatan Kalteng Putra," kata Direktur Teknik Kalteng Putra Apung Widadi.
Dia mengatakan tidak melakukan kesalahan dalam hal tersebut, kalaupun dipanggil menejemen pun selalu siap untuk memberikan keterangan kepada penyidik.
"Yang pasti tim kami bermain apa adanya saja dan hasil yang kami dapat, ya, itu kenyataanya," katanya.
Apung mengakui bahwa dari segi permainan pada kompetisi Liga 2 Indonesia 2018 kemarin, tim yang dilatih Kas Hartadi itu dalam beberapa pertandingan justru banyak dirugikan.
Salah satunya ketika babak delapan besar menghadapi Semen Padang di Stadion Haji Agus Salim, Padang. Kalteng Putra dirugikan dengan keputusan kontroversial wasit yang memberikan dua hadiah penalti kepada tim tuan rumah.
Bahkan ketika melawan PSS Sleman dalam semi final Liga 2, Laskar Isen Mulang julukan Kalteng Putra kesulitan untuk memenangkan jalannya pertandingan pada leg pertama.
Tim sepak bola kebanggaan masyarakat Kalteng tersebut pada saat itu dipaksa bermain imbang tanpa gol di markasnya sendiri yaitu Stadion Tuah Pahoe.
Sedangkan di leg kedua, Kalteng Putra kalah dua gol tanpa balas. Meski demikian, Kalteng Putra berhasil mengamankan tiket promosi dari perebutan tempat ketiga menghadapi Persita Tangerang di Stadion Pakan Sari Bogor.
Dua gol saat melawan Persita itu, menurut Apung, murni semua, tidak ada wasit membela Kalteng Putra. Jadi yang katanya mafia itu di mana, Itu yang harus dibuktikan?*
Baca juga: Kalteng Putra hadirkan pelatih asal Brazil
Baca juga: Kalteng Putra bakal diperkuat para mantan pemain timnas
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019