Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin, ditutup naik 0,92 persen untuk kembali mencatat rekor tertinggi baru, meski dibayangi aksi profit taking (ambil untung). IHSG ditutup naik 23,120 poin menjadi 2.523,701 dan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan menguat 7,016 poin atau 1,31 persen ke posisi 541,407. Kedua indeks BEJ ini memperbarui rekor yang dicetak pada 5 Oktober 2007. Analis Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas, Miranda Hotmadiah kepada ANTARA News di Jakarta, Senin, mengatakan, kenaikan bursa Wall Street AS Jumat pekan lalu dan diikuti oleh menguatnya bursa kawasan regional telah mendorong pasar saham BEJ. "Kenaikan indeks lebih didorong oleh menguatnya bursa AS karena data tenaga kerjanya yang membaik, dan itu menjadi sentimen positif indeks BEJ," katanya. Namun, lanjutnya, setelah pengumuman Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunganya di level 8,25 persen, pasar langsung bereaksi melakukan profit taking. "Aksi profit taking sebenarnya bukan dari keputusan BI mempertahankan suku bunganya, karena ini sudah diprediksi sebelumnya. Namun penurunan ini lebih ambil untung setelah naik cukup tinggi dan investor lokal ambil posisi menjelang liburan panjang," katanya. Aksi ambil untung ini, kata Miranda, banyak dilakukan oleh investor lokal untuk mengambil keuntungan yang diperolehnya setelah naik cukup tinggi dan keluar pasar karena menghadapi libur panjang hari Idul Fitri. Walaupun indeks BEJ naik, kondisi ini telah membuat saham-saham yang turun mendominasi pasar sebanyak 95 dibanding yang naik 88, sedangkan 61 tidak berubah harganya dan 155 efek tidak aktif diperdagangkan. Kenaikan indeks ini lebih didorong oleh beberapa saham unggulan, seperti Bank Mandiri (BMRI) Rp225 menjadi Rp3.875, Bank BNI Rp75 ke posisi Rp2.175, Telkom menguat Rp150 ke level Rp12.600, Perusahaan Gas Negara terdorong Rp50 ke harga Rp12.900, Aneka Tambang Menguat Rp50 menjadi Rp2.775 dan Bumi Resources naik Rp200 ke level Rp3.650. Volume perdagangan mencapai 4,473 miliar saham dengan nilai Rp4,554 triliun. Posisi investor asing net buy (beli netto) senilai Rp487,433 miliar. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007