Tokyo (ANTARA News) - Amerika Serikat mendesak Jepang agar menambah sumbangannya guna membiayai pemenuhan kebutuhan air dan kebutuhan lainnya di pangkalan militer AS yang berada di Jepang, menyusul meningkatnya kegiatan operasional AS di Asia Pasifik.
Jepang sendiri nampaknya enggan untuk memenuhi tuntutan tersebut, berkaitan dengan ketegangan di antara kedua negara sehubungan dengan kemungkinan ditundanya misi pasokan bahan bakar bagi pasukan NATO pimpinan AS dalam perang melawan teroris di Afghanistan, demikian Kyodo News di Tokyo, Senin.
"Ini mungkin saja akan menganggu hubungan Jepang-AS," kata salah seorang pejabat Departemen Luar Negeri Jepang.
Pemerintah AS telah meminta peningkatan anggaran dalam negosiasi yang tiada henti untuk bisa ditandatanganinya kesepakatan khusus terbaru menyangkut keinginan Jepang atas keberadaan pangkalan militer AS di negara tersebut.
Jepang memang menyediakan anggaran yang dikenal umum dengan sebut "sympathy budget" atau Anggaran Simpati untuk ikut membiayai keberadaan pangkalan militer AS di wilayah Negeri Matahari Terbit itu.
Pembahasan final perundingan di antara keduanya akan dilaksanakan akhir tahun ini, karena Jepang berencana untuk menggabungkan anggaran yang terpisah itu menjadi satu mulai tahan anggaran 2008 mulai 1 April tahun depan.
Selama pembicaraan pendahuluan yang akan mulai pada musim gugur, AS meminta Jepang menyesuaikan Anggaran Simpatinya itu, karena selama ini Washington telah menanggung meningkatnya beban pembiayaan operasional guna mempertahankan kemampuan militernya di Asia Pasifik, sebagai respon atas ancaman militer Korea Utara dan China.
Pengurangan anggaran
AS secara spesifik telah mengemukakan perlunya penambahan anggaran untuk membayar tingginya biaya kebutuhan akan air bersih dan berbagai kegiatan penunjang lainnya.
Permintaan itu muncul di tengah-tengah usulan Departemen Keuangan, Departemen Pertahanan dan partai yang sedang berkuasa di Jepang, LDP, untuk mengurangi Anggaran Simpati bagi pangkalan militer AS tersebut.
Meskipun pemerintah Jepang nanti menyetujuinya dibawah perjanjian kesepakatan terbaru dengan AS, namun masih membutuhkan persetujuan parlemen. Persoalan akan ada di parlemen, mengingat Majelis Tinggi kini dikuasai oleh kelompok partai oposisi.
Di parlemen saat ini ada desakan kuat untuk menarik dukungan Jepang dalam misi pemberi pasokan bahan bakar bagi pasukan multinasional pimpinan AS. Terlebih lagi UU yang membolehkan pasukan bela diri Jepang beroperasi dalam kegiatan anti terror internasional akan berakhir 1 November mandatang.
Total alokasi dana Jepang tahun 2007 untuk Anggaran Simpati itu mencapai 217, 3 miliar yen, termasuk 140,9 miliar yen diberikan melalui kesepakatan khusus.
Dari kesepakatan khusus itu, sebesar 25,3 miliar yen diperuntukkan bagi pangkalan militer AS untuk pembiayaan listrik, air bersih dan gas, dan 115 miliar yen lainnya untuk membiayai warga Jepang yang bekerja di berbagai fasilita militer AS tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007