HPR yang sudah diberikan vaksinasi, yakni anjing sebanyak 2.952 ekor, kucing 333 ekor dan kera 21 ekor,
Mataram (ANTARA News) - Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengirim 9.000 dosis vaksin anti rabies (VAR) ke Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mengatasi wabah penyakit yang ditularkan oleh hewan tersebut di Pulau Sumbawa.
"Kementan telah memberikan tambahan vaksin rabies 5.000 dosis lagi yang telah diterima pada Jumat (15/2). Dengan tambahan tersebut maka jumlah vaksin rabies yang telah diberikan 9.000 dosis," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB, Hj Budi Septiani di Mataram, Minggu.
Ia menambahkan penyakit rabies menyerang Kabupaten Dompu sejak satu bulan lalu dan sudah menyebar ke Kabupaten Sumbawa.
Berdasarkan data tim gabungan penanganan rabies Kabupaten Dompu, jumlah korban gigitan hewan penular rabies (HPR) sebanyak 685 orang.
Terbanyak di Kecamatan Kempo sebanyak 338 orang, dan Kecamatan Manggalewa 115 orang.
Terhadap korban gigitan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu telah melakukan tindakan pencegahaan berupa pemberian VAR kepada 678 orang (data Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu).
Terhadap HPR yang berisiko tinggi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu melalui petugas lapangan telah melaksanakan tindakan vaksinasi kepada 3.306 ekor HPR dari total populasi HPR sebanyak 10.334 ekor.
"HPR yang sudah diberikan vaksinasi, yakni anjing sebanyak 2.952 ekor, kucing 333 ekor dan kera 21 ekor," ujar Budi.
Di Kabupaten Sumbawa, kata dia, pemberian vaksinasi juga sudah dan terus dilakukan oleh dinas terkait.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa telah menerima bantuan sebanyak 3.200 dosis vaksin rabies pada Jumat (15/2). Jumlah vaksin tersebut difokuskan kepada daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap penularan rabies, yaitu Kecamatan Tarano, dan Kecamatan Empang.?
Sesuai data yang diperoleh, lanjut Budi, jumlah populasi anjing di Kabupaten Sumbawa sebanyak 26.100 ekor. Populasi tersebut dinilai relatif banyak.
"Oleh sebab itu, selain melakukan vaksinasi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa, tetap melakukan pengendalian populasi terhadap HPR tak berpemilik," jelasnya.
Ia menerangkan munculnya penyakit rabies di Kabupaten Sumbawa, dimulai saat HPR menyerang salah seorang warga di Desa Labuhan Aji, Kecamatan Tarano pada 31 Januari 2019.
Sampel otak anjing penggigit diambil dan dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBV) Denpasar. Hasil pemeriksaan diketahui bahwa anjing tersebut terinfeksi rabies.
Hingga saat ini, kata Budi jumlah korban gigitan yang tercatat di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumbawa sebanyak 19 orang.
"Dari 19 sampel otak yang dikirim, 4 diantaranya positif terinfeksi virus rabies. Seluruh korban gigitan telah diberikan VAR oleh dinas kesehatan setempat," ucapnya.
Kabupaten Bima, kata Budi, juga sedang mewaspadai penyakit tersebut. Hal itu disebabkan ada beberapa kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Dompu, antara lain Kecamatan Madapangga, Donggo, Sanggar dan Tambora.
Selain itu, populasi terancam juga terhitung tinggi dengan jumlah 16.100 ekor.
Hingga 16 Februari 2019, tercatat 14 korban kasus gigitan yang dilaporkan dan telah mendapatkan VAR. Jumlah tersebut terbanyak di Kecamatan Donggo, dan Kecamatan Sanggar, masing-masing sebanyak 5 orang.
Sampel otak hewan penggigit telah diambil sebanyak 19 sampel untuk dikirim ke BBV Denpasar.
"Guna pencegahan terhadap kecamatan yang berisiko tinggi, Dinas Peternakan Kabupaten Bima telah menerima bantuan vaksin rabies sebanyak 2.000 dosis," katanya.
Baca juga: PDHI: Jabar belum terbebas dari penyakit rabies
Baca juga: Cegah rabies, Dinas Peternakan Boyolali-Jateng sterilisasi hewan peliharaan
Pewarta: Awaludin
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019