Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN, Sofyan Djalil, mengatakan PT Garam Indonesia (Persero) tidak akan dilikuidasi, meski perusahaan tersebut terlilit sejumlah persoalan keuangan. "PT Garam tidak akan dilikuidasi, karena sampai sejauh ni `oke-oke` saja," katanya di Jakarta, Senin. Dikatakannya, pihaknya berencana merestrukturisasi BUMN yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran garam olahan untuk konsumsi itu. Menteri mengakui bahwa perusahaan yang didirikan pada 1991 itu terlilit sejumlah persoalan keuangan. "PT Garam itu memang ada masalah yang harus kita lihat terus, tetapi belum sampai harus dilikuidasi," katanya. Sebelumnya pemerintah juga membantah akan melikuidasi PT Industri Gelas (PT Iglas). BUMN tersebut justru akan menambah jumlah pabriknya sebagai upaya ekspansi bisnis bekerja sama dengan dua perusahaan BUMN lainnya. "BUMN yang akan dilikuidasi itu adalah PT Industri Soda Indonesia (ISI) yang sudah tidak prospektif lagi," kata Sofyan Djalil. Sementara itu, Sekretaris Kementerian Negara BUMN, Muhammad Said Didu, mengemukakan belum ada rencana jangka pendek untuk menyelesaikan masalah keuangan PT Garam Indonesia. "PT Garam akan kita carikan penyelesaian terbaik. Semua kemungkinan masih dikaji dan belum tahu ujungnya seperti apa, yang jelas jangka pendek belum," kata Said Didu. Manajemen PT Garam sendiri pada awal 2007 berencana untuk memproduksi garam bahan baku di empat lokasi, yaitu Pegaraman I Sumenep, Pegaraman II Pamekasan, Pegaraman III dan Pegaraman IV Gresik Putih. Sedangkan produksi garam olahan akan dilakukan di Pabrik Pengolahan Garam Segoromadu Gresik. Perseroan menargetkan total volume penjualan garam selama 2007 sebesar 433.030 ton. (*)
Copyright © ANTARA 2007