Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah Senin pagi menguat mendekati level Rp9.000 per dolar AS, karena pelaku pasar masih memburu mata uang lokal, didukung oleh melemahnya dolar AS di pasar regional. Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp9.043/9.045 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.062/9.109 per dolar AS atau menguat 19 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan rupiah diperkirakan akan mencapai level Rp9.000 per dolar AS pada pekan ini apabila tidak ada hambatan lain. "Kami optimis rupiah akan bisa mencapai angka tersebut, karena sentimen positif terhadap rupiah masih mendominasi pasar," katanya. Rupiah, lanjut dia, kenaikannya juga didukung oleh merosotnya harga minyak yang berlanjut akibat kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi AS yang semakin melambat. Selain itu, berlanjutnya dolar AS melemah setelah laporan data tenaga kerja AS gagal menekan ekspektasi bahwa bank sentral AS (The Fed) akan kembali menurunkan suku bunganya, memicu pelaku lokal kembali membeli rupiah sehingga mata uang lokal itu menguat hampir mencapai level Rp9.000 per dolar AS. Ia mengatakan, rupiah sebenarnya bisa menguat lebih tinggi lagi, namun aktifitas pasar agak berkurang, karena sebagian pelaku sudah meninggalkan pasar, dan hanya sebagian kecil pelaku yang berspekulasi membeli rupiah. Sementara itu dolar AS di pasar regional melemah karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap resesi AS, meski hari sebelumnya sempat menguat yang didukung data tenaga kerja AS yang membaik. Dolar AS terhadap euro turun menjadi 1,4130. Pelaku pasar juga menunggu pertemuan dua hari Negara-Negara Industri Maju (G7) tanggal 20-21 Oktober yang akan membahas euro yang terus menguat terhadap dolar AS, sehingga mengurangi daya asing produknya di luar negeri. (*)

Copyright © ANTARA 2007