Banda Aceh (ANTARA News) - Benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan Aceh kuno, Reje Linge yang diperkirakan telah berumur antara 300 bahkan 1.000 tahun ikut dipamerkan dalam pameran Milenial Gayo Festival di Takengon, Provinsi Aceh.

"Milenial Gayo Festival yang digelar ini juga merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-442 Takengon dan Pemerintah daerah sangat komit melestarikan dan mempertahankan seni dan budaya Gayo," kata Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar di Takengon, Sabtu.

Di sela-sela membuka Milenial Gayo Festival di lapangan Musara Alun, ia mengatakan, setidaknya ada 480 jenis benda bersejarah yang dipamerkan kepada masyarakat setempat.

"Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah akan memberikan dukungan terhadap beragam kegiatan seni dan budaya yang akan diselenggarakan di daerah ini," katanya.

Ia menjelaskan kegiatan pegelaran seni dan budaya ini juga akan diisi dengan hiburan musik yang ikut menghadirkan artis lokal seperti Arvan Ceh Kul, Sakdiah dan Naura dan Nabila yang merupakan duta asal Aceh di liga dangdut Indonesia.

"Kita ingin seni dan budaya Gayo yang ada di daerah ini tidak hanya dinikmati oleh masyarakat kita saja, tapi juga masyarakat luar, sehingga punya nilai jual untuk menghadirkan wisatawan ke daerah ini," katanya.

Kabupaten Aceh Tengah yang merupakan salah satu kabupaten penghasil kopi Arabica terbaik memiliki potensi wisata yang besar dan dapat mendatangkan banyak wisatawan ke daerah setempat.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir di antaranya anggota DPR Tagore Abubakar, Wakil Bupati Aceh Tengah Firdaus, Ketua TP PKK Puan Ratna dan Wakil Ketua TP PKK Nurmaini.

Ia menambahkan generasi muda di daerah itu memiliki perhatian terhadap pelestarian seni dan budaya Gayo yang terlihat dengan berbagai kegiatan yang digelar kawula muda.

"Kami melihat sudah ada kepedulian terhadap seni dan budaya Gayo, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa, baik yang ada di luar daerah maupun di Aceh Tengah. Ini juga bagian menjaga khazanah budaya yang ada tetap terjaga dan tidak tergerus zaman," kata Shabela.

Baca juga: Tari saman resmi diakui UNESCO
Baca juga: Pacuan kuda tradisional meriahkan HUT RI

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019