"Para kandidat sangat perlu membahas dan menunjukkan komitmen terkait upaya untuk terus mengembangkan energi terbarukan di Indonesia lewat momentum debat capres periode kedua," katanya di Purwokerto, Sabtu.
Ropiudin yang merupakan Sekretaris Pusat Penelitian dan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (P3EBT), LPPM Universitas Jenderal Soedirman tersebut mengatakan, pengembangan energi terbarukan memiliki sejumlah dampak yang positif.
Pertama, pengembangan energi terbarukan, tambah dia, diyakini mampu mendongkrak ekonomi kerakyatan di Indonesia.
Kedua, sebagai negara tropis, energi terbarukan dapat dioptimalkan di Indonesia dalam rangka kemandirian dan kedaulatan energi.
"Pada saat ini kita sudah impor minyak bumi dengan adanya energi baru dan terbarukan diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak," katanya.
Ketiga, energi terbarukan juga betdampak positif karena dapat mengurangi emisi rumah kaca.
Selain itu, energi terbarukan mampu meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) teknologi energi di Indonesia.
Kelima, energi terbarukan dapat meningkatkan kemandirian teknologi energi di Indonesia.
Keenam, tambah dia, energi terbarukan dapat menjadi sarana ketahanan energi untuk Indonesia.
"Selain itu, pengembangan dan penerapan energi terbarukan menjadi bentuk komitmen dukungan sebuah negara terhadap program dunia yakni tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yaitu poin tentang mewujudkan energi bersih dan terjangkau," katanya.
Sementara itu, debat kedua akan diselenggarakan di Hotel The Sultan, Jakarta, 17 Februari 2019, dengan tema energi, pangan, infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Baca juga: Tommy Tjokro: Jokowi-Prabowo akan debat terbuka di segmen empat
Baca juga: Tim Kampanye sampaikan capaian Jokowi di sektor energi
Baca juga: Mengintip profil sektor energi jelang debat Capres 2019
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019