Pak Presiden menyampaikan jangan unsintall Bukalapak...
Jakarta (ANTARA News) - Pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky pada pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Presiden meminta agar jangan "uninstall" Bukalapak serta mengingatkan tanpa riset dan teknologi dunia bisnis dan industri hanya akan diwarnai dengan perang harga.
"Karena perang ke depan, bukan dengan manusia secara fisik tapi pinter-pinteran. Kalau ngga fokus di riset kita akan perang harga," kata Achmad Zaky usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Sabtu.
Ia mengakui data yang disampaikan terkait anggaran riset ekonomi digital sudah lama yaitu tahun 2013 yang diambil dari Wikipedia.
"Tapi saya pikir semangatnya, saya belum dapat data update terbaru. Saya pikir semangatnya. Tolong diambil semangatnya. Saya anak muda, pelaku industri, fokus ke SDM yang berkualitas dengan riset dan teknologi," katanya.
Sebelumnya dalam cuitannya di akun twitternya Achmad Zaky mengkritik masih rendahnya anggaran riset untuk pengembangan industri. Ia berharap presiden baru memperhatikan masalah itu.
Cuitan itu mengundang banyak tanggapan dari warganet di medsos bahkan muncul ajakan untuk uninstall Bukalapak.
Achmad Zaky mengungkapkan dalam pertemuan itu Presiden Jokowi meminta warganet agar tidak melakukan uninstall Bukalapak.
"Pak Presiden menyampaikan jangan uninstall Bukalapak. Karena karya Indonesia harus didukung. Mungkin nanti akan disampaikan langsung oleh Bapak Presiden," katanya.
Ia mengaku pertemuan itu terjadi karena Presiden yang mengundang dirinya.
Mengenai dana riset, ia menegaskan pemerintah sudah menyiapkan dana itu.
"Namun saya pikir semangatnya antara pemerintah dan pelaku industri sama-sama harus membangun riset. Poin di tweet saya bukan hanya untuk negara tapi pelaku bisnis," katanya.
Ia menyebutkan di negara-negara maju dana riset itu besar. "Saya ajak pengusaha untuk bisa kerja sama dengan universitas dan pemerintah. Yuk sama-sama fokus di SDM," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi terima CEO Bukalapak di istana
Pewarta: Agus Salim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019