Kami berharap kegiatan rutin tahunan dari komunitas korban Perang Dunia II di Muntok tersebut bisa memberikan pelajaran berharga bagi kemanusiaan sekaligus memberi dampak positif perkembangan pariwisata daerah,

Muntok, Babel (ANTARA News) - Sejumlah keluarga korban Perang Dunia II dari beberapa negara memperingati peristiwa tersebut di Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Sebanyak 16 orang anggota keluarga dan keturunan para korban perang dunia tersebut berasal dari Australia, Selandia Baru, dan Belanda" kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Suwito di Muntok, Jumat.

Selain menggelar upacara penghormatan kepada para korban Perang Dunia II yang meninggal dunia di Muntok, mereka juga akan mengunjungi beberapa lokasi bersejarah yang berhubungan dengan tragedi kemanusiaan itu.

Sejumlah lokasi di Muntok yang dituju, antara lain bekas kamp tahanan perempuan di Kampung Menjelang, Kantor Kesyahbandaran yang menjadi tempat pendaratan para korban pengeboman kapal di Selat Bangka, Pantai Radji, dan rumah tahanan Muntok.

"Beberapa lokasi itu merupakan lokasi bersejarah yang berkaitan erat dengan peristiwa Perang Dunia," katanya.

Ia menambahkan rombongan yang akan berada di Muntok hingga Minggu (17/2) juga akan melakukan kunjungan ke museum dan sejumlah sekolah di Muntok.

"Kami berharap kegiatan rutin tahunan dari komunitas korban Perang Dunia II di Muntok tersebut bisa memberikan pelajaran berharga bagi kemanusiaan sekaligus memberi dampak positif perkembangan pariwisata daerah," katanya.

Muntok, satu kota kecil di ujung barat Pulau Bangka, menyimpan jejak tragedi Perang Dunia II karena pada waktu itu Muntok difungsikan oleh pasukan Jepang selama periode Februari hingga Maret 1942 dan September 1943 hingga Maret 1945, sebagai pangkalan pasukan bersenjata.

Dalam dua periode tersebut, diperkirakan 270 dari 960 interniran meninggal dunia setelah mengalami perjuangan hebat mempertahankan hidupnya di kamp tawanan.

Baca juga: Museum Rumah Bundar di Kaltara kaya nilai sejarah
Baca juga: Pemimpin dunia upacara di Paris, tandai Perang Dunia Satu berakhir

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019