Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan akan sedikit menurun menjelang libur panjang Idul Fitri, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang melanjutkan kenaikan. "Transaksi diperkirakan menurun mendekati libur panjang Idul Fitri, namun indeks BEJ masih berpotensi menguat," kata Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, kepada ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini. Menurut Alfian, banyak investor lokal yang sudah libur, sedang pelaku asing kemungkinan akan tetap main dan memburu saham yang memiliki prospek kinerja baik. "Pelaku asing tidak melihat libur, sehingga mereka akan tetap melakukan transaksi," jelasnya. Saham-saham dari sektor infrastruktur, seperti Telkom (TLKM), Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Indosat (ISAT) diprediksi laporan kinerja kuartal ketiga membaik, sehingga masih akan diburu pelaku pasar. "Investor saat ini berorientasi mendapat dividen, sehingga mencari emiten berkinerja bagus," tambahnya. Selain dari sektor infrastruktur, Alfian juga melihat sektor pertambangan, semen, perbankan juga memiliki prospek bagus. Dia mengatakan, pelaku pasar juga akan melakukan ambil posisi terhadap beberapa saham unggulan berkinerja baik sebelum menghadapi libur panjang. Para pelaku pasar juga akan mengantisipasi kebijakan Bank Indonesia (BI) yang akan menentukan BI rate pada 8 Oktober besok. Berbagai kalangan akan menyebutkan BI rate akan tetap pada level 8,25 persen karena melihat inflasi September yang tinggi (0,80 persen), namun juga ada yang optimis turun karena adanya gap esar setelah `The Fed` menurunkan suku bunganya. Kondisi inilah yang dapat mengangkat indeks BEJ pada pekan ini, selain kinerja emiten dan sentimen positif dari bursa regional. Pada pekan ini IHSG ditutup di level psikogis baru dan rekor tertinggi baru di 2.500,581 atau menguat tajam 141,375 poin (5,99 persen) dibanding penutupan pada pekan sebelumnya di 2.359,206. Sedangkan indeks LQ45 kelompok 45 saham unggulan ditutup menguat 35,448 poin (7,1 persen) menjadi 534,391 dibanding pada pekan sebelumnya yang berada di posisi 498,943. Melambungnya indeks BEJ pada pekan ini lebih disebabkan oleh perburuan saham beberapa saham yang memiliki kinerja bagus pada kuartal ketiga tahun ini. Para pelaku memburu saham infrastruktur, terutama Telkom dan Indosat, karena menghadapi lebaran lalu lintas telekomunikasi meningkat yang akan berdampak positif terhadap laporan keuangannya. Walaupun pengumuman inflasi menunjukkan kenaikan (0,8 persen) tidak berpengaruh pasar, karena sudah diantipasi sebelummya dan akan berlanjut dengan penurunan BI rate yang berimbas pada saham-saham yang sensitif suku bunga seperti perbankan, otomotif dan properti. Kondisi ini membuat para pelaku pasar antusias masuk pasar dan ditunjang dengan menguatnya nilai tukar rupiah yang berada di bawah Rp9.000 per dolar mengindikasikan masuknya kembali dana asing ke bursa saham. Selama sepekan ini, posisi investor menunjukkan `net buy` (beli netto) mencapai Rp1,605 triliun. Sedangkan rata-rata volume perdagangan mencapai 5,335 miliar saham dengan nilai rata-rata Rp4,920 triliun. (*)
Copyright © ANTARA 2007