Pekanbaru (ANTARA News) - Kebakaran lahan dan hutan melanda area seluas 497,7 hektare di wilayah Provinsi Riau sejak awal hingga pertengahan Februari 2019 menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Luas area yang terbakar meningkat signifikan dari 267 hektare lima hari lalu.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Jumat, mengatakan cuaca kering wilayah pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Meranti dan Rokan Hilir membuat kebakaran meluas dengan cepat.
"Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan total 322 hektare," kata Edwar.
Sepanjang pekan ini, Bengkalis merupakan wilayah dengan kejadian kebakaran paling parah. Sekitar 200 hektare lahan gambut di Pulau Rupat, Bengkalis, terbakar dan hingga kini belum dapat dikendalikan.
Menurut data yang diperoleh Antara, kebakaran lahan di Bengkalis awal pekan ini masih mencakup area 131 hektare, namun pada Jumat telah meluas menjadi 322 hektare.
Selain di Bengkalis, kebakaran juga melanda lahan seluas 112 hektare di Kabupaten Rokan Hilir. Di Kota Dumai, kebakaran juga masih berlangsung hingga awal pekan ini, tepatnya di Kecamatan Sungai Sembilan dan Medang Kampai, dengan luas area terbakar 31,5 hektare.
Kebakaran lahan juga terjadi di wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, tempat api melalap area seluas 2,2 hektare.
"Untuk di Bengkalis dan Dumai upaya pemadaman masih terus berlangsung hingga hari ini," ujar Edwar.
Selain wilayah pesisir Riau, kebakaran juga terjadi di wilayah Riau daratan seperti Kabupaten Kampar, tempat kebakaran melanda area seluas 14 hektare.
"Dan di Pekanbaru seluas 16,01 hektare terbakar," ujarnya.
Kebakaran lahan yang melanda Riau, terutama wilayah pesisir, menimbulkan kabut asap di wilayah seperti Kota Dumai. Sepanjang pekan ini Kota Dumai berselimut asap. Akibatnya, kualitas udara di kota itu sempat mencapai level berbahaya berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).
Baca juga:
BMKG deteksi 68 titik panas di Riau
Kabut asap Dumai sempat sentuh level berbahaya
Pewarta: Fazar Muhardi, Anggi Romadhoni
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019